ADVERTISEMENT

Obrolan Warteg: Menata Masa Depan

Sabtu, 6 Januari 2024 05:30 WIB

Share
Obrolan Warteg: Menata Masa Depan. Poskota.
Obrolan Warteg: Menata Masa Depan. Poskota.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Ibarat mengemudikan kendaraan bermotor, mobil misalnya, sesekali melihat kaca spion, jika diperlukan.Tetapi apa jadinya, jika terus menerus melihat kaca spion selama mengendarai mobil. Tentu sangat membahayakan bagi keselamatan dirinya sendiri maupun orang lain.

“Bisa – bisa menabrak mobil di depannya, bertabrakan atau keluar jalur,” kata Heri mengawali obrolan warteg usai maksi bersama sohibnya, Mas Bro dan Yudi.

“Mengemudi itu harus melihat kaca depan yang lebar karena laju mobil ke arah depan, bukan belakang. Jika melihatnya ke belakang melalui kaca spion akan sangat membahayakan bagi keselamatan dirinya sendiri maupun orang lain,” tambah Yudi.

“Maknanya untuk melaju ke depan, kita harus mengarahkan pandangan ke depan, melalui kaca besar dan lebar agar dapat melihat ke segala arah, apa yang ada di depan, ” urai Mas Bro.

“Jika terus menerus melihat kaca spion, kita hanya mendapati gambaran kecil apa yang sudah kita lalui. Masa lalu yang bukan lagi milik kita,” tambah Yudi.

“Sekalipun masa lalu begitu indah, tetapi itu dulu. Begitu pula masa lalu yang sangat buruk, penuh dengan derita, itu juga dulu. Takkan kembali lagi, kalaupun kembali hanya dalam mimpi,” kata Mas Bro.

“Jadi semuanya lupakan saja, termasuk kenangan dengan seseorang?” tanya Heri.

“Kalau mau dikenang selamanya boleh – boleh saja.Yang tidak boleh, karena sering mengenang, lantas timbul penyesalan yang dapat mengganggu kehidupan saat ini,” kata Yudi.

“Menyesal lantas menyalahkan keadaan sekarang. Ini yang nggak boleh juga,” kata Mas Bro dengan mengutip pepatah 'Jangan melihat masa lalu dengan penyesalan, jangan pula melihat masa depan dengan ketakutan. Tapi lihatlah sekitarmu (saat ini) dengan kesadaran'.”

Pitutur luhur mengajarkan bahwa tujuan hidup adalah menghapus masa lalu, mengubah masa kini dan menata masa depan. Bagaimana masa kini menjadi baik, masa depan lebih baik lagi, lebih tergantung dari perilaku – apa yang kita perbuat sekarang.

Halaman

ADVERTISEMENT

Editor: Rendra Saputra
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT