ADVERTISEMENT

Obrolan Warteg: Serangan Berlebihan Bisa Berbalik

Jumat, 12 Januari 2024 05:00 WIB

Share

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

“Nasinya nambah lagi sama sayur dan tempenya satu,” kata Heri saat maksi di warteg langganan bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.

“Loh nambah lagi, sampai dua kali. Lagi kemaruk, apa mabuk,” kata Yudi.

“Kalau kemaruk dengan makanan nggak masalah, asal bukan kemaruk dengan  kekuasaan,” jawab Heri.

“Yang namanya berlebihan tidaklah baik.Makan berlebihan tidak menjadi produktif karena sehabis makan perut sakit,” kata Yudi.

“Dalam dunia olahraga, misalnya, serangan yang berlebihan juga tidak produktif, malah bisa berbalik,” kata mas Bro.

“Betul juga karena terus menyerang, energi habis, pas lengah, lawan balik menyerang, kebobolan ya,.” ujar Heri yang hobi sepakbola.

“Bukan hanya olahraga. Dalam dunia politik, manuver yang berlebihan, tidak juga produktif. Begitu juga serangan politik yang berlebihan, malah bisa berbalik,” tambah mas Bro.

“Maksudnya?,” tanya Heri.

“Dalam debat misalnya, pada serangan awal boleh jadi akan mendapatkan poin, menunjukkan adanya kredibilitas. Tetapi serangan yang datang bertubi – tubi, melewati batas, apalagi sudah keluar dari isu sentral, boleh jadi tidak lagi mendapatkan simpati,” kata mas Bro.

“Malah simpati berbalik kepada pihak yang diserang, karena merasa kasihan mendapat hantaman bertubi – tubi,” kata Yudi.

Halaman

ADVERTISEMENT

Editor: Fernando Toga
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT