Kopi Pagi

Kopi Pagi Harmoko: Menyiapkan Generasi Emas

Kamis 21 Des 2023, 06:30 WIB

“Negara wajib hadir memberikan dukungan nyata memberdayakan perempuan
di segala bidang pembangunan. Dunia akan memandang negara kita mulia jika
sukses mengelola potensi perempuan dalam pembangunan..”
-Harmoko-
 
SERING diumpamakan bahwa wanita (perempuan) adalah tiang negara.
Jika “baik” wanitanya, akan jayalah negara, sebaliknya jika “rusak” wanitanya,
maka rusak pula negara.

Ini bentuk penggambaran bahwa kedudukan wanita begitu terhormat, memiliki peran sangat besar dalam membangun masa depan generasi penerus bangsa.

Tentu, kita perlu menafsirkannya secara bijak. Tak harus " letterlek – letterlijk
(bahasa Belanda)" yang berarti literal atau  secara tekstual.

Jangan lantas menyimpulkan bahwa kerusakan negara apa pun penyebabnya
menjadi tanggungjawab wanita.

Begitu pun kejayaan negara, tak pula kemudian menumpahkan dominasi
perannya kepada kaum hawa.

Yang perlu menjadi komitmen bersama adalah bagaimana dengan kekuatan
hebat yang tersimpan dalam diri wanita diberdayakan dalam konteks
membangun keluarga dan masyarakat. Dalam arti yang lebih luas lagi bangsa
dan negara.

Ini dikandung maksud peran perempuan hendaknya dimaksimalkan dengan
meningkatkan kualitas hidup dengan memberikan akses terhadap fasilitas
pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi. Juga perluasan kesempatan
berpartisipasi dalam dunia politik dan pemerintahan.

Cukup beralasan jika undang – undang menempatkan porsi yang cukup besar
kepada anggota legislatif perempuan, setidaknya 30 persen keterwakilan caleg
perempuan dari total anggota dewan sebagaimana diatur dalam UU Pemilu.

Menjadi persoalan kemudian, sudahkah itu dipenuhi oleh masing – masing
parpol dalam menempatkan para calegnya pada pemilu 2024 ini. Jawabnya
masih menjadi kontradiksi.

Mencuat penilaian keterwakilan caleg perempuan di setiap dapil sudah
memenuhi kuota 30 persen. Di sisi lain, menyebut hanya satu parpol yang sudah
mencapai kuota 30 persen keterwakilan caleg perempuan di setiap dapil, 17
parpol peserta pemilu lainnya belum memenuhi.

Tentu bukan sebatas jumlah keterwakilan perempuan dalam parlemen, tetapi
yang lebih utama adalah bagaimana memberikan peran yang proporsional
dalam segala sektor kehidupan.

Sejumlah studi menyebutkan banyak kelompok wanita di beberapa daerah yang
sukses mengembangkan potensi lokal sebagai sumber penghasilan masyarakat.
Kaum hawa telah membuktikan lebih tekun dan teliti mengelola dan

menggerakkan kelompok petani, nelayan, koperasi, dan usaha rumahan yang
dapat menambah penghasilan keluarga. Menciptakan produk unggulan
berpeluang ekspor.

Sayangnya potensi ini belum maksimal dikembangkan menjadi gerakan massal
yang didukung semua kalangan. Konsep yang tersaji, belum sepenuhnya
terealisasi dalam praktik sehari – hari.

Padahal pemberdayaan perempuan harus dikemas secara lebih komprehensif
dengan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak, tidak hanya pemerintah
pusat dan daerah, juga pihak swasta, pelaku ekonomi serta masyarakat,
termasuk keluarga.

Negara wajib hadir memberikan dukungan nyata memberdayakan perempuan di
segala bidang pembangunan. Dunia akan memandang negara kita mulia jika
sukses mengelola potensi perempuan dalam pembangunan, seperti dikatakan
Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.

Cukup beralasan, lebih – lebih jumlah penduduk perempuan sebanyak 137,9
juta jiwa, hampir separo dari  278,7 juta total penduduk Indonesia (proyeksi
jumlah penduduk tahun 2023).

Ini yang perlu menjadi catatan khusus bagi siapa pun pemenang pilpres tahun
2024, jika ingin memajukan negeri dengan memaksimalkan peran perempuan di
segala lapisan masyarakat.

Utamanya perempuan di pedesaan untuk mengembangkan potensi sumber daya lokal menjadi produk unggulan, baik di pasar lokal maupun dunia.

Tak kalah pentingnya memberikan akses seluas mungkin di bidang kesehatan,
pendidikan dan sosial budaya, agar perempuan Indonesia dapat secara total
menjalankan perannya sebagai pencetak generasi unggul dan tangguh.

Muncul paradigma bagi wanita era kini, bahwa karir yang cemerlang bukan
melulu soal pekerjaan ( profesi), tetapi sukses menjalani peran sebagai istri dan
ibu yang baik.

Tidak terbantahkan, seorang ibu akan memberikan yang terbaik bagi masa
depan putra – putrinya. Menyiapkan putra – putrinya sebagai generasi
berkualitas dan berintegritas menyongsong Indonesia Emas.

Banyak memberi, tak harap kembali itulah slogan perjuangan para ibu dalam
memupuk generasi masa depan. Selamat Hari Ibu. (Azisoko).
 

Tags:
KopipagiharmokoMenyiapkangenerasiemas

Administrator

Reporter

Administrator

Editor