BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Dua pria ditangkap Tim Datasemen khusus (Densus) 88 diduga terafiliasi terorisme di Kelurahan Setia Darma, Kecamatan Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Belakangan pria yang ditangkap merupakan penjual madu.
Peristiwa penggerebekan terorisme terjadi pada Jumat (27/10/2023) sekira pukul 07.00 WIB.
Adapun diungkapkan Ketua RW 02, Basit Bastian (67), salah satu pria yang ditangkap terafiliasi teroris, merupakan penjual madu.
Pengakuan penjual madu ini, terucap usai sang istri dari salah satu pria yang diamankan mengatakan bila suaminya bukan terorisme melainkan penjual madu.
"Kata Istri (waktu ditempat penggeledahan) emang laki gua teroris’. Lama juga ngotot-ngotot terus. Ya betul (istrinya mengelak). Ngakunya jualan madu," ungkap Abdul Basit.
Lebih lanjut, saat penggerebekan di salah satu kontrakan di dusun 3 tersebut, Basit memang diminta untuk mendampingi petugas.
Saat digeledah kontrakan pria tersebut, Basit melihat banyak botol-botol madu di dalam rumah pelaku.
Namun saat ditanya wartawan diduga pria tersebut melakukan penyamaran dengan menjual madu, Basit Bastian tidak mengetahuinya.
"Iya saya lihat ada botol-botol jamu (saat penggeledahan)," terang Basit Bastian.
Dalam penggeledahan di lokasi tersebut, tim Densus 88 mengamankan sejumlah buku kajian yang diduga terafiliasi dengan terorisme.
"Ada buku-buku itu kan ada Anshor Daullah. Buku-buku itu disita, jadi hanya buku aja yang ada kaitannya dengan kegiatan mereka," ungkapnya.
Setelah dilakukan penggeledahan, petugas hanya mengatakan singkat, bila pria yang ditangkap diamankan di Polda Metro Jaya.
Adapun salah satu pria terafiliasi teroris di Tambun Bekasi tersebut, sudah hampir setahun tahun tinggal di kontrakan.
Basit bahkan tidak mengenal sosok pria yang diamankan petugas, meski rumah Basit Bastian dan kontrakan hanya berjarak tak sampai 100 meter.
"Sekarang masih di situ (istrinya). Dia ngomong ‘nanti saya gimana mau besuk suami saya’ ya gak papa boleh di Polda (kata petugas)," tutur Basit.
Penuturan Basit Bastian, penggerebekan dilakukan di empat kontrakan berbeda yang tak jauh dari masing-masing tempat.
Dari empat hanya dua pria yang diamankan tim Densus 88 diduga terafiliasi terorisme.
Satu pelaku berada di dusun 3 rumah kontrakan, satunya lagi berada di dusun 1 di kontrakan Wisma Alesha.
Untuk melakukan penggrebekan dan penangkapan, butuh sekira puluhan personil kepolisian.
"Ada tiga tim lah, kalau satu tim nya itu ada sekira 20 petugas, mereka berpakaian preman dan berbaju biru, tapi ada juga petugas Inafis," jelasnya. (Ihsan Fahmi)