Gelar Festival Film Bulanan di Pontianak, Sandiaga Ingin Film Pendek Jadi Alternatif Hiburan bagi Masyarakat

Selasa 17 Okt 2023, 13:16 WIB
Sinema Keliling Festival Film Bulanan Hadir di Pontianak.(Ist)

Sinema Keliling Festival Film Bulanan Hadir di Pontianak.(Ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terus berupaya menghidupkan ekosistem perfilman di daerah melalui program Festival Film Bulanan, termasuk menggelar kegiatan Roadshow Festival Film Bulanan 2023 bertajuk Sinema Keliling. 

Sinema Keliling merupakan bentuk ruang kreatif untuk mengapresiasi dan mempromosikan karya film daerah yang memiliki keunikan, otentisitas, karakter dan ciri khas kuat melalui pemutaran Film Terpilih di Festival Film Bulanan yang mengusung konsep One Stop Entertainment.

Selama tiga hari pengunjung bisa menikmati hiburan sambil kulineran dengan diisi berbagai kegiatan, antara lain: dialog film, pemutaran film terpilih Festival Film Bulanan, pertunjukan kesenian, komika lokal hingga menghadirkan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah).

Setelah sukses dilaksanakan di berbagai kota, Sinema Keliling kali ini dilaksanakan di CW Coffee Tanjung Sari, Kota Pontianak pada tanggal 15 - 17 September 2023. 

Dalam beberapa kesempatan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, “Kebangkitan industri perfilman Indonesia sudah dimulai sejak 2022, hingga saat ini sudah banyak film Indonesia yang mengikuti festival-festival film luar negeri. Oleh karena itu, saya harap ke depannya akan lebih banyak film lokal yang berinovasi dan berkolaborasi  sehingga bisa menjadi alternatif hiburan bagi masyarakat."

Menparekraf menambahkan salah satu tujuan diadakannya acara pemutaran film pendek di daerah yaitu ingin menggerakkan sektor ekonomi kreatif masyarakat sekitar. “Kami di Kemenparekraf akan selalu mendukung perfilman Indonesia untuk berkontribusi dalam kebangkitan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja baru yang berkelanjutan,” imbuh Sandiaga. 

Sependapat dengan Mas Menteri, Mohammad Amin selaku Direktur Musik, Film dan Animasi, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif, Kemenparekraf yang diwakili oleh Joko Sulis, Subkoord Fotografi, Direktorat Musik, Film dan Animasi mengungkapkan integrasi pengalaman pariwisata dengan ekonomi kreatif secara inovatif dapat menambah nilai potensi lokal dengan menjangkau pasar konsumen baru, meningkatkan citra dan daya saing destinasi, serta mendukung pertumbuhan industri kreatif di daerah.

“Pengembangan ekonomi kreatif yang diintegrasikan dengan pariwisata secara berkelanjutan memerlukan sinergi, dan kolaborasi multi-stakeholder. Kita tidak bisa melakukannya sendiri, pemerintah pusat dan daerah, akademisi, swasta, media, masyarakat lokal, komunitas, pelaku kreatif dan konsumen secara keseluruhan perlu berperan, terlibat, bersinergi dan berkolaborasi untuk menambah nilai potensi ekonomi kreatif lokal,” ungkapnya dalam sambutan acara Sinema Keliling (15/9).

Ada pula sesi dialog mengenai “Industri Perfilman Lokal: Bisa Survive Enggak, Sih?” di hari pertama yang diisi oleh Abdul Manaf, perwakilan Founder Festival Film Bulanan, Indra Agus Rahman, Pelaku Industri OTT dan Haris Supiandi, perwakilan komunitas Gertak Film. 

Sementara, di hari kedua, ada sesi dialog "Membuat Signature dalam Karya Film" bersama Hatta Budi Kurniawan dan Vera Isnaeni, sineas Kalimantan.

Acara yang digelar selama 3 hari ini turut dimeriahkan oleh penampilan pertunjukan kesenian, live band, dan stand up comedy. Tersedia pula berbagai produk ekonomi kreatif yang bisa dinikmati pengunjung sembari menonton. 

Berita Terkait

News Update