DEPOK, POSKOTA.CO.ID - Warga menggruduk terkait ada penolakan Kapel GPI Cinere di Kota Depok dan polisi telah memeriksa sejumlah pihak.
Kapolres Metro Depok, Kombes Pol H. Ahmad Fuady mengatakan dalam pelaksanaan ibadah Minggu (17/9/2023) di Kapel GBI Cinere berjalan lancar.
"Meski dilaksanakan secara online ibadah, tapi alhamdullilah kegiatan bisa berlangsung dengan aman, lancar, dan kondusif," ujar Kombes Ahmad Fuady kepada wartawan, Senin (18/9/2023) pagi.
Perwira menengah (Pamen) jebolan Taruna Akpol angkatan 1998 ini mengungkapkan dalam memastikan keamanan Kapel GBI Cinere, jajaran personil Polres Metro Depok ditempatkan di sekitar Kapel GBI Cinere untuk memantau kegiatan Ibadah.
"Pengamanan sudah ada. Para personel ditempatkan di sekitar lokasi memantau kegiatan ibadah yang ada disana," tambahnya.
Mantan Kapolres Gunung Kidul Jawa Tengah ini menuturkan pihaknya berkomitmen dalam permasalahan yang ada tidak boleh ada untuk melakukan intimidasi, persekusi dan sebagainya.
"Semuanya ada prosedur dan jalurnya masing-masing. Jadi tidak ada yang boleh melakukan upaya-upaya kekerasan dan sebagainya," ungkapnya.
Kombes Fuady mengatakan pihaknya sudah berhasil mengidentifikasi siapa saja yang telah mendatangi Kapel GBI Cinere di Jalan Bukit Raya Cinere,Kelurahan Gandul, Kecamatan Cinere.
Orang yang sudah berhasil terindentifikasi semuanya, namun menurut Kombes Fuady berdasarkan dari laporan Ketua LPM Gandul tidak ikut.
"Jadi hanya jamaah yang ingin melihat ke lokasi seperti apa begitu, intinya seperti itu," ungkapnya.
Dalam peristiwa ini, Fuady menuturkan anggota telah memanggil beberapa pihak untuk dimintai keterangan.
"Sementara sudah kita minta data. Kita ambil keterangan di lapangan. Ya sampai sejauh ini dari pihak kapel, kemudian juga dari pihak warga," tambah Kombes Pol Ahmad Fuady.
Sebelumnya, warga menggeruduk sebuah bangunan ruko dijadikan Kapel gereja di Jalan Bukit Cinere RT 12 RW03, Kelurahan Gandul, Kecamatan Cinere, Kota Depok, Sabtu (16/9/2023) sekitar pukul 07.30 WIB.
Menurut pengurus Kapel Bukit Cinere, Arif Syamsul mengatakan puluhan orang mendatangi kapel dan menggedor gerbang serta memfoto kapel baru ada sekitar dua bulan ini.
"Sekitar jam tujuh ada sekitar 50 orang menggunakan sorban dan lain sebagainya. Mereka mendatangi kapel kami, sempat menggedor-gedor, teriak-teriak. Habis itu mereka bubar," kata Arif Syamsul kepada wartawan, Sabtu (16/9/2023).
Arif menyebutkan Kapel ini merupakan pindahan dari Cinere Bellevue.
Sekarang ini Kaspel ada di ruko tiga lantai disebabka kontraknya sudah habis yang sebelumnya.
Sejak awal, lanjut Arif pihaknya sudah dipersulit dalam memperoleh ijin Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) setempat sewaktu akan meminta izin melakukan peribadatan.
"Karena kontraknya habis tempat di Pangkalan Jati Cinere, akhirnya kita pindah ke daerah Gandul. Kita selalu sewa ruko yang mana menurut UU untuk membuat kapel tidak perlu (izin), tapi kita bahasanya kulonuwun ke RT/RW, kelurahan, kecamatan," tukasnya.
Selain itu dalam proses izin, lanjut Arif dari anggota LPM setempat mengajukan syarat berupa pengumpulan 60 tanda tangan dan KTP dari warga setempat agar ibadah di kapel bisa dilaksanakan.
Syarat itu, sudah berhasil dipenuhi.
"Tidak hanya 60 bahkan kami telah mengumpulkan 80 tanda tangan dari warga sekitar kapel, tapi mereka masih mempersulit," bebernya.
Namun, pada Minggu (10/9/2023) pihaknya baru bisa melaksanakan ibadah namun dengan diberi pengamanan oleh pihak kepolisian dan TNI.
Tidak sampai disitu, setelah ibadah Minggu (10/9/2023) pihak LPM Gandul kembali mengajukan syarat baru terkait ijin beribadah.
Mereka meminta adanya restu dari Wali Kota Depok agar ibadah di kapel daerah Gandul bisa digelar.
"Jadi mereka mempersulit lagi kami disuruh restu dulu dari Wali Kota. Mereka minta ditiadakan dulu ibadah selama dua kali minggu," cetusnya.
Akibat dari gruduk massa ke Kapel, lanjut Arif memutuskan untuk tidak menggelar ibadah secara fisik pada Minggu (17/9/2023) besok.
"Akhirnya kita ibadah streaming sampai kita mau ajukan ke Wali Kota," tutupnya. (Angga)