ADVERTISEMENT

Pakar Komunikasi: Rocky Gerung Menapikkan Prinsip Demokrasi Komunikasi

Jumat, 18 Agustus 2023 15:57 WIB

Share
Pengamat Kominikasi, Emrus Sihombing. (Ist)
Pengamat Kominikasi, Emrus Sihombing. (Ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID- Komunikolog Indonesia Emrus Sihombing mengatakan, prinsip dasar demokrasi, kesetaraan di semua kehidupan sosial, tentu tak terkecuali bidang komunikasi. 

Karena itu, kesetaraan penggunaan simbol dan atau diksi yang dilontarkan ke ruang publik mutlak harus diindahkan oleh siapapun kepada siapapun.

"Jika disimak ucapan Rocky Gerung sebagai salah satu contoh dari banyak sekali yang ia kemukakan di ruang publik, sangat jauh dari prinsip kesetaraan sebagai prinsip dasar demokrasi komunikasi. Disadari atau tidak olehnya, Rocky Gerung telah menapikkan prinsip demokrasi komunikasi itu sendiri," kata Emrus, Jumat (18/8/2023)

Untuk "menyebunyikan" pilihan diksi dan makna yang tidak demokratis itu, menurut hemat saya, Rocky Gerung acapkali menggunakan pemikiran kuantitatif (mekanistis) dan kualitatif (prosessual) silih berganti sebagai tindakan pembenaran  kepentinganya di ruang publik. 

"Tentu, tujuannya membentuk opini publik yang menguntungkan dirinya, kelompoknya dan kepentingan di belakangnya," ucapnya.

Jika kepentingannya dapat terwujud dengan pemikiran mekanistis ia menggunakannya secara maksimal. Sebaliknya, pemikiran prosessual ia optimalkan bila menguntungkan agendanya. Dua pemikiran tersebut dimanfaatkan secara manipulatif sebagai tindakan membenarkan pandangan dan atau kritiknya. 

"Jadi, Rocky Gerung menurut hemat saya, lebih cenderung sebagai sosok pembenaran daripada menggali kebenaran untuk melahirkan solusi. Ia menggunakan akal sehat yang belum tentu benar dan juga belum tentu diproduksi dengan sehat akal," sebutnya.

Oleh karena itu, lanjutnya,  khalayak yang belum familier dengan dua pemikiran tersebut akan mudah tergiring atau termanipulasi dari struktur narasi dan argumentasi yang dikemukakan oleh Rocky Gerung. 

"Misalnya, kedaulatan itu ada di tangan rakyat bukan pada presiden demikian Ricky Gerung. Ini berbasis pada pemikiran mekanistis sebagaimana tertuang pada konstitusi kita. Selain benar secara normatif, kutipan Rocky Gerung ini salah satu didorong  oleh karena menguntungkan dirinya. Sebab, hak-hak perogratif presiden yang ada dikonstitusi, seperti membuat UU bersama legislatif tentang komunikasi, misalnya larangan penyampaian/penyebaran hoax dan ujaran kebencian untuk membangun komunikasi adab di ruang publik tidak dikemukan oleh Roky Gerung," papar Emrus.

Dari aspek aksiologi komunikasi, contoh diksi ujaran kebencian dari seseorang kepada seseorang apapun status sosialnya dan atau kepada program, seperti tolol, dungu dan bajingan.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Rizal Siregar
Editor: Deny Zainuddin
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT