KH Marsudi Syuhud soal Ramai Rocky Gerung: Mengkritik Tak Harus Pakai Bahasa Kotor

Minggu 06 Agu 2023, 18:50 WIB
KH Marsudi Syuhud komentari kritik pedas Rocky Gerung ke Presiden Jokowi. Foto: Capture.

KH Marsudi Syuhud komentari kritik pedas Rocky Gerung ke Presiden Jokowi. Foto: Capture.

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Marsudi Syuhud ikut menyoroti ramainya polemik kritik pedas yang dilontarkan pengamat politik Rocky Gerung pada Presiden Joko 'Jokowi' Widodo.

Belakangan diketahui, kritik tersebut membuat gaduh, hingga menyita kemarahan sejumlah pihak.

Terkait hal ini, KH Marsudi Syuhud menyayangkan adanya kritik, namun menggunakan diksi atau kata-kata kasar. Dia tak mempersoalkan bagaimana kritik itu dilontarkan pada seorang kepala negara, sebab kritik sendiri dianggap penting dilakukan.

Akan tetapi, dia menyayangkan ada kritik yang justru disampaikan dengan jauh dari nilai-nilai kesopanan. Menurut KH Marsudi Syuhud --yang juga pengasuh Pondok Pesantren Ekonomi Darul Uchwah-- dalam acara Manaqib Syekh Abdul Qodir Al Jaelani, disitat redaksi Poskota.co.id, Minggu 6 Agustus 2023 malam, kritik itu pada dasarnya untuk memperbaiki.

"Kritik itu untuk memperbaiki, bukan untuk mencaci. Kritik boleh, karena kritik adalah vaksin, vitamin. Untuk apa? Untuk memperbaiki, bukan untuk mencaci," kata KH Marsudi Syuhud.

Dia kemudian menceritakan bagaimana Abu Bakar Shiddiq dahulu ketika diangkat menjadi seorang khalifah. Ketika diangkat, beliau membuka ruang untuk dikritik seluas-luasnya. Hal itu bahkan disampaikan beliau dalam pidatonya.

Ketika itu Abu Bakar Shiddiq menegaskan bahwa dirinya bukanlah manusia terbaik, sebab dalam membuat kebijakan-kebijakan, pasti akan ada pertentangan. Ketika itu, beliau juga menegaskan bahwa dirinya siap dihukum jika bersikap buruk, tidak baik, atau keluar dari aturan-aturan.

Karena Abu Bakar Shiddiq meyakini bahwa kejujuran adalah amanah, dan dusta adalah pengkhianatan. "Nah maka siapa saja jadi pemimpin, harus berani membuka diri untuk dikritik," kata Marsudi.

Akan tetapi, lagi-lagi, mengkritik menurutnya juga perlu aturan. Sebab dalam Alquran, telah disebutkan bahwa mengkritik harus dengan kebenaran. Tidak menggunakan data yang sesat, jauh dari kebenaran, apalagi untuk menghasut orang.

"Jadi kritik juga harus disampaikan dengan cara yang benar. Harus disampaikan dengan cara yang baik, tepat, dengan bahasa, kata-kata, yang baik."

"Kalau pakai kata-kata yang jelek, dungu, bodoh, goblok, tolol, bajingan, Anda bayangkan, ketika kita disuruh dengan kata yang baik atau buruk, mana yang sampai?"

Berita Terkait

News Update