"Karena kontur tanah pengaruh, disana kontur tanahnya padas putih, nanti dikedalaman 15-20 meter ketemu lagi padas hitam, kayak batu bara muda, jadi nggak ada serat air," tuturnya.
Kontur tanah ini menjadi alasan sulitnya warga Dusun 3 untuk mendapatkan air bersih. Kendati tiba musim penghujan, lantaran tidak memiliki sumur, warga di Dusun ini tetap mengandalkan tadahan air hujan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Sumur bor ada, cuma di sana nggak bisa. Disini (Dusun 1) di kedalaman 60 meter ada air, 100 meter disana (di Dusun 3) nggak ada air, jadi disana enggak direferensikan untuk dibor, sumber air tadah hujan dengan cara setiap rumah ada bak penampungan," tambahnya.
Desa yang memiliki 10 tempat ibadah berupa Masjid dan Musola ini pun telah memberikan pengajuan pada Perumda Air Minum Tirta Kahuripan untuk melakukan pemasangan saluran air baru.
"Solusinya PDAM (pemasangan baru), tapi belum ada. Kami sudah ngusulin, nanti mau ngusulin lagi, sedang proses tanda tangan warga. Katanya untuk tahun sekarang belum ada, nanti tahun 2024," pungkasnya.
Bantuan Air Bersih Dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor
Update terkini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 400.000 liter.
Bantuan air bersih ini dikirim BPBD hampir ke seluruh penjuru Kabupaten Bogor, terhitung saat ini sudah ada 29 Desa di 12 Kecamatan yang telah mendapat distribusi air bersih dari Pemerintah.
Sedangkan, untuk Desa Weninggalih sendiri, BPBD telah melakukan pengiriman air bersih sebanyak 2 kali, yaitu pada 1 dan 3 Agustus lalu.
Total, BPBD telah mengirimkan bantuan air bersih pada Desa Weninggalih sebanyak 45.000 liter dan dibagikan di 6 kampung, yaitu Kampung Rawa Bogo Blok Saluyu, Rawa Bogor Kaler, Rawa Bogo Kidul, Tegal Maung, Ranji dan Kampung Tegal Mukti. (Panca Aji)