Nasional

Airlangga Terseret Kasus CPO, Ray Rangkuti: Bisa jadi Game Changer di Partai Golkar

Senin 31 Jul 2023, 18:32 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Nama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto santer disebut dalam penyidikan anyar terdapat dugaan korupsi izin ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan turunannya periode 2021-2022.

Airlangga sebelumnya telah diperiksa sebagai saksi terkait tiga perusahaan yang ditetapkan sebagai tersangka korporasi, yakni Wilmar Grup, Permata Hijau Grup, dan Musim Mas Grup. 

Tim Penyidik pada Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung menetapkan tiga perusahaan tersebut sebagai tersangka pada 15 Juni 2023.

Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA), Ray Rangkuti mengatakan, kasus hukum yang menyandera Airlangga Hartarto akan menjadi game changer pada kepemimpinannya di Partai Golkar. 

Pasalnya, jika sudah ada kepastian hukum atas kasus CPO tersebut para kader dan elit partai Golkar akan mengambil langkah cepat dan tegas. Misalkan, ke depan bila ketua umumnya ditetapkan sebagai tersangka, maka polemik soal musyawarah nasional luar biasa (munaslub) atau pergantian ketua umum akan terjadi dengan sendirinya.

“Saya kira akan ada dengan sendirinya langkah-langkah politik yang dilakukan oleh pengurus maupun anggota Partai Golkar. Itu bukan lagi bahan diskusi, kalau ternyata misalnya ada kasus hukum yang menimpa saudara Airlangga. Nggak perlu diskusikan itu akan berjalan dengan sendirinya di Golkar,” kata Ray Rangkuti, Senin (31/7/2023).

Ray Rangkuti menilai, informasi mengenai kasus skandal minyak goreng berpotensi memberikan kontribusi bagi jebloknya suara Golkar, mengingat ada nama ketua umumnya yang ikut terseret. 

Bahkan, Ray Rangkuti memastikan langkah Airlangga akan berhenti di Golkar dengan sendirinya setelah Kejagung menetapkannya sebagai tersangka dalam kasus korupsi.

“Kalau nanti proses hukumnya sudah pasti, tegas, jelas itu tidak perlu lagi di diskusikan (akan diganti),” jelasnya.

Dikatakan Ray Rangkuti, kader Golkar sebenarnya sudah menyadari kekurangan Airlangga dalam memimpin Golkar selama empat tahun terakhir ini, dimana Golkar tidak berada pada jalur pemenang Pemilu 2024 karena fokusnya terpecah. 

“Udah terlihat kok dalam 4 tahun terakhir ini Airlangga yang bekerja di dua tempat itu, ya menghasilkan Golkar seperti yang sekarang, terus turun,” ucapnya.

Bahkan, Ray Rangkuti mengakui sosok Airlangga yang dijagokan sebagai calon presiden (capres) dari Partai Golkar di Pilpres 2024 tidak dilirik oleh partai manapun. Bahkan, Koalisi Indonesia Baru (KIB) yang dibentuk oleh Golkar, PAN dan PPP telah bubar setelah ditinggal pergi oleh PPP. 

"Artinya, sosok Airlangga tidak begitu kuat untuk dijual sebagai Capres. “Iya (tidak dilirik),” singkatnya.

Menurut Ray Rangkuti, Golkar masih memiliki waktu untuk mengangkat kembali suaranya di Pemilu 2024 asalkan Airlangga Hartarto sebagai ketua umum partai memfokuskan kerjanya di partai. 

Sebagaimana diketahui, Airlangga saat ini konsentrasinya terpecah-pecah, yakni sebagai menteri, juga ketua umum dan juga terpecah pada masalah hukum yang sedang dihadapinya.

“Sebetulnya tidak ada masalah selama Airlangga punya waktu yang cukup untuk mengelola Golkar ini, tapi kalau Airlangga tetap main dua kaki seperti sekarang, saya kira akan berat bagi Golkar untuk naik dan turun, makanya itu milih,” ucapnya.

Oleh sebab itu, Ray Rangkuti menyarankan agar Airlangga memilih fokus satu bidang pekerjaan saja, pasalnya Ray Rangkuti menilai tipe orang seperti Airlangga tidak bisa bekerja secara maksimal pada dua atau bahkan tiga persoalan secara bersamaan.

Itu terbukti dari hasil survei Golkar era kepemimpinan Airlangga yang tidak begitu baik bagi sebuah partai besar.

“Milih antara anggota kabinet dan lepaskan Golkar atau pimpin Golkar lepaskan anggota kabinet, kalau tetap dua-duanya saya kira Airlangga bukan orang yang tepat untuk bekerja dengan dua pekerjaan yang sama beratnya. Dia tipe orang yang lebih tepat fokus aja, fokus nya yang mana kalau mau partai ya partai kalau mau kabinet ya kabinet begitu,” sambungnya.

Ray Rangkuti melihat dorongan dilakukan Munaslub untuk gantikan ketua umum akan sedikit mereda sementara lantaran Airlangga sendiri telah menggelar pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani seakan mencari dukungan atau suaka politik.

“Saya kira kalau nanti Munaslub ini mulai agak menurun juga setelah pertama Pak Airlangga diterima oleh Pak Jokowi, yang kedua Mbak Puan bertemu dengan Pak Airlangga gitu,” paparnya. 

Lanjut Ray Rangkuti pun meminta agar Airlangga berbesar hati untuk melepaskan salah satu jabatannya, baik menteri atau ketua umum partai.

Sebab, Airlangga bukan tipe pemimpin yang punya skill leadership bagus dalam mengurusi banyak hal. Makan, ia menyarankan sebaiknya Airlangga melepaskan posisi ketua umum Partai Golkar kepada orang kain dan fokus membantu Presiden Jokowi diakhir masa jabatannya.

“Menurutku lebih baik fokus saja mau milih Golkar atau kabinet, kalau milih kabinet ya diserahkan Golkar ini kepada yang lain. Airlangga bukan tipe orang yang bisa bekerja di dua tempat sekaligus, di mana pekerjaan itu sama-sama beratnya,” tutupnya. (deny)

Tags:
Ketum Partai GolkarAirlangga Hartartoray rangkuti

Administrator

Reporter

Administrator

Editor