Silaturahmi antar parpol wajib dibangun, apalagi jelang Pemilu 2024, utamanya pilpres. Meski berbeda dalam sikap politik, komunikasi dengan sesama parpol itu perlu agar tercipta harmoni dalam berdemokrasi.Tujuannya mewujudkan kompetisi yang sehat, pemilu yang jurdil.
Jika dirasa searah, satu konsep , visi dan misi bisa berlanjut ke koalisi dalam mengusung capres – cawapres.
Hingga kini koalisi masih dinamis. Jumlah parpol koalisi bisa bertambah, bisa juga berkurang.
Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) misalnya sekarang yang masih solid Golkar dan PAN, sementara PPP sudah hijrah ke PDIP untuk mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres.
Wacana koalisi Golkar, PAN, Gerindra dan PKB untuk mengusung Prabowo Subianto sebagai capres, kembali beredar. Konon, sedang dimantapkan untuk menuju koalisi permanen. Itu isu yang terpantau hingga jadi obrolan di warteg.
“Berarti koalisi empat parpol dukung Prabowo belum final?,” kata Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.
“Finalnya nanti kalau sudah dideklarasikan,” tambah Yudi.
“Sudah deklarasi saja belum final, karena masih banyak goyangan terkena ombak politik seperti Koalisi Perubahan,” sela mas Bro.
“Bukankah Nasdem, Demokrat dan PKS sudah final mendukung Anies sebagai capres,” tanya Heri.
“Deklarasinya sudah final, tapi ombaknya yang belum final, malah terlihat semakin besar,” kata mas Bro.
“Wah nakhoda dan ABK nya harus kuat mengendali kapal, jika tidak, bisa karam,” tambah Yudi.