JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Anggota TNI AD berpangkat Pratu berinisial J yang menusuk penyewa sound system keliling hingga tewas tergeletak bersimbah darah di trotoar kawasan Jakarta Pusat terancam hukuman tambahan.
Danpomdam Jaya Kolonel Cpm Irsyad Hamdie Bey Anwar mengatakan, pihaknya sampai saat ini masih mendahului proses pidana terhadap tersangka.
"Setelah selesai, dalam putusan hakim nanti kalau yang sudah-sudah, itu ada putusan tambahan," ujarnya kepada Poskota saat dikonfirmasi, Sabtu (10/6/2023).
Ia menuturkan jika saat masih ini masih menunggu proses pemberkasan kasus tersebut. Nantinya berkas tersebut akan diajukan ke Kejaksaan Militer.
Tersangka yang saat ini berada di Pomdam Jaya nantinya akan diadili di Pengadilan Militer.
"Ini kan kasus berat, saya ga bisa menduga ya, tapi biasanya itu pasti biasanya ada hukuman tambahan," bebernya.
Menurut Kolonel Irsyad, penyebab penusukan hingga menyebabkan korban jiwa itu karena salah paham. Antara tersangka dan korban, kata kolonel, sama-sama dalam pengaruh alkohol.
"Kemudian yang bersangkutan langsung kita periksa, nah kemudian langsung kita tahan karena yang bersangkutan mengakui. Kemudian kita lanjut melakukan pemeriksaan kepada rekan-rekannya, saksi pelapor, rekan korban 1 orang dan rekan-rekan dari tersangka," tukasnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang pria berinisial D (23) ditemukan tewas bersimbah darah di trotoar Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat pada Kamis (8/6/2023). Pria malang itu diduga menjadi korban pembunuhan.
Penemuan korban yang tergeletak bersimbah darah dalam keadaan tak bernyawa tersebut viral di media sosial. Dalam video viral korban tampak tergeletak di trotoar bersimbah darah.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin membenarkan penemuan pria tergeletak bersimbah darah itu.
"Iya benar. Ditemukan tadi pagi jam 6. Kebetulan Patroli di Senen sedang bertugas melihat ada ramai-ramai. Ada orang yang sudah bersimbah darah dan ternyata di sana ada rekannya. Dari pengakuan rekannya ada terlibat perkelahian dengan seseorang yang sebelumnya mereka ketahui berawal dari kelompok ini 5-6 orang ini nongkrong di Kota Tua," ujarnya saat dikonfirmasi, Kamis.
Dari hasil penyelidikan, penusukan bermula ketika pelaku dan teman-temannya menyewa sound system korban. Mereka lalu nyanyi-nyanyi sampai larut lagi dan korban menegur lalu menyuruh membayar sewa sound system.
"Kemudian ditagih uang sewa oleh korban, terus salah satu pelaku ambil dulu di ATM. Kemudian mereka sama-sama naik motor ke ATM diikuti oleh korban, diikuti sampai Kramat Raya di TKP. Sampai di TKP, disalip korban ditanyakan 'sudah banyak ATM di lewati kok nggak berhenti berhenti'. Habis itu terjadi cekcok kemudian ditusuk," paparnya.
Terduga pelaku penusukan diduga merupakan anggota TNI AD. Hal tersebut berdasarkan identitas yang didapat kepolisian.
Komarudin mengatakan, antara pelaku dan korban tidak memiliki hubungan saudara atau pertemanan, namun hanya sebatas kenal karena pelaku dan teman-temannya suka nongkrong di Kawasan Kota Tua.
"Habis itu katanya kan itu (sound system) disewakan, habis itu selesai bubar nah ini pelaku tidak bayar uang sewa ditagih sama korban, pelaku bilang ambil dulu di ATM diikuti nah sampai dengan Senen, jadi tkpnya itu pertemuan awalnya di Kota Tua diikuti sampai Senen dan jadilah di Senen," ungkapnya.
Lanjut Komarudin, pelaku diketahui berinisial J berpangkat Pratu. Saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait kasus penusukan tersebut. (Pandi)