ADVERTISEMENT
Senin, 15 Mei 2023 15:24 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga mengatakan, adanya isu reshuffle kabinet, khususnya menteri dari Nasdem, semakin menguat.
Kalau isu itu benar, tentu perlu diperjelas alasan reshuffle dilakukan. Bila reshuffle karena atas dasar kinerja, memang sudah seharusnya dilakukan.
"Namun kinerja tiga menteri dari Nasdem selama ini dinilai baik. Tidak terdengar komentar dari Presiden Joko Widodo terkait kinerja menteri dari Nasdem," kata M. Jamiluddin Ritonga, saat dihubungi, Senin (15/5/2023).
Kalau mengacu pada kinerja, lanjutnya, tentu lebih layak menteri lain yang di reshuffle. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) , Menteri Koperasi dan UKM, dan Menteri Sosial lebih layak di reshuffle daripada menteri dari Nasdem. Tiga menteri ini sampai sekarang belum terdengar prestasinya.
"Selain itu, wakil-wakil menteri yang begitu banyak juga tak terdengar kiprahnya. Wakil menteri yang terdengar kiprahnya hanya wakil menteri keuangan dan wakil menteri kesehatan. Karena itu, wakil-wakil menteri lainnya lebih baik ditiadakan sehingga dapat menghemat anggaran," beber Jamiluddin
Ia menilai, kalau Jokowi melakukan reshuffle menteri dari Nasdem, maka bukan karena kinerjanya rendah. Reshuffle dilakukan semata karena atas pertimbangan politis saja.
"Jadi, reshuffle yang akan dilakukan tidak akan meningkatkan kinerja kabinet Jokowi. Reshuffle hanya untuk memuaskan nafsu politis dengan mendepak menteri-menteri yang tak sealiran. Reshuffle bermotifkan seperti itu tentu tak baik bagi kemajuan bangsa dan negara," tutup Jamil. (rizal)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT