JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pagelaran fashion show 'Ramadhan Runway' 2023 sukses digelar di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, dari pertengahan bulan puasa hingga usai Lebaran Idulfitri 1444 H.
Acara ini terbilang sukses lantaran mengalami peningkatan omzet dan jumlah pengunjung yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
"Dari data yang terkumpul, baik jumlah pengunjung dan nilai total penjualan, secara garis besar jumlahnya meningkat dari tahun sebelumnya, acara ini sukses diterima masyarakat dengan baik dan menghasilkan trend warna sage untuk semua busana favorit," kata Ketua Panitia 'Ramadhan Runway 2023', desainer kondang, Dana Duriyatna, usai acara di Mal Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Sabtu (29/4/2023.
Total pendapatan 'Ramadhan Runway 2023' mencapai Rp6,5 miliar.
Nilai yang besar dan ini menjadi harapan bahwa dunia fashion Tanah Air siap bangkit dari pandemi Covid-19.
Tingginya minat pencinta fashion di 'Ramadhan Runway' menjadi bukti bahwa agenda ini dapat dilakukan terus setiap tahunnya.
Pasalnya bukan hanya menawarkan koleksi muslim kepada masyarakat, tapi juga menjadi tolak ukur tren busana muslim di Indonesia.
"Ramadhan Runway diharapkan menjadi wacana tahunan yang memberi kontribusi berupa info tentang brand muslim yang diharapkan dapat menjadi tolak ukur trend mode busana Muslim di Indonesia," ungkap Dana.
Ramadhan Runway yang berkolaborasi dengan APPMI (Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia) ini jadi wacana bisnis yang menguntungkan pastinya bagi pengusaha mode.
"Lewat Ramadhan Runway, para fashion desainer bisa langsung menjual produk-produknya kepada perorangan, baik secara retail maupun reseller secara grosir. Bahkan secara online," kata Dana.
Ramadhan Runway tidak akan berhenti sampai tahun ini saja.
Dipastikan bahwa agenda ini bakal terus ada di tahun-tahun berikutnya, tentu dengan mutu acara, peserta, penampilan, stan panggung yang lebih baik dan bermutu.
Pasar fashion lokal dikatakan sudah membaik.
Namun, ada beberapa hal teknis yang masih harus dimaksimalkan agar produk Indonesia dapat bertahan di tengah gempuran merek pakaian dari luar negeri.

Pagelaran Fashion Show Ramadhan Runway 2023. (ist)
Diungkapkan Perancang busana sekaligus Ketua Umum Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Poppy Dharsono, beberapa perancang busana masih menggunakan teknik pemotongan pakaian yang salah.
"Saya lihat pasarnya sudah baik, tapi, polanya (pakaian) masih belum baik," kata desainer kondang, Poppy Dharsono.
Untuk itu, Poppy dan APPMI pun berinisiatif untuk memberikan kursus singkat mengenai teknik memotong pakaian yang tepat kepada beberapa perancang busana di acara Ramadhan Runaway 2023 tersebut.
Selain membuat panggung peragaan busana khusus untuk perancang busana lokal, Poppy mengatakan akan membuat pedoman khusus mengenai ukuran pakaian masyarakat di Indonesia.
Menurutnya, hal terpenting bagi perancang dan pengusaha busana di Indonesia adalah menyesuaikan ukuran pakaian yang pas bagi masyarakat.
"Tahun kemarin, kita udah meluncurkan. Kita sekarang dalam proses guidance (standardisasi ukuran pakaian) bagi para desainer," ujar Poppy.
Pedoman ukuran pakaian tersebut tidak lagi menggunakan satuan ukuran huruf, seperti S, M, L, melainkan satuan ukuran angka, seperti 36, 38, dan lainnya.
Hal itu dinilai lebih akurat dan diakui oleh standar internasional.
Mengenai tren fesyen di Indonesia tahun 2023 ini, Poppy mengatakan APPMI sebagai wadah bagi perancang busana Indonesia berusaha untuk menciptakan tren busana sendiri.
Walaupun begitu, APPMI tetap melihat kondisi tren busana di luar negeri agar tetap up to date atau tidak ketinggalan zaman.
"APPMI menciptakan tren sendiri dan kita lihat acuannya dari Paris, New York, (dan beberapa negara lainnya)," kata Poppy.
Poppy pun menilai tren pakaian di Indonesia sebisa mungkin memiliki sentuhan etnik khas budaya Indonesia.
Misalnya, saat peragaan busana di Jakarta beberapa waktu lalu, kain tradisional khas Gorontalo, yakni Karawo dipromosikan dalam acara tersebut.
Selain itu, pemilihan warna pakaian menjadi penting agar sesuai dengan pola atau corak pakaian itu sendiri.
Poppy berpesan kepada para perancang busana lokal yang ingin lebih dikenal oleh masyarakat agar terus belajar dan mengikuti acara dan peragaan busana yang diselenggarakan oleh beberapa pihak, salah satunya APPMI.
Selain itu, konsistensi terhadap karya busana serta mutu perlu dijaga agar dapat bertahan lama.
"Harus terus berproses," pungkas Poppy Dharsono. (mia)