Virus Corona Picu Kerusakan Otak Pada Bayi

Selasa 11 Apr 2023, 09:30 WIB
Bayi. (Sumber ilustrasi: Unsplash)

Bayi. (Sumber ilustrasi: Unsplash)

AS, POSKOTA.CO.ID - Sebuah studi mengungkapkan akibat virus corona pada bayi.

Ini merupakan kasus pertama bayi mengalami kerusakan otak akibat virus corona masuk ke plasenta ibu ketika masa kehamilan.

Kasus tersebut dialami kedua bayi yang lahir dari ibu muda yang dinyatakan positif COVID-19 pada trimester kedua selama puncak varian Delta 2021.

Kedua bayi tersebut mengalami kejang saat baru dilahirkan menurut penelitian Universitas Miami yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics.

Perkembangan mereka terlambat signifikan. Satu anak meninggal pada usia 13 bulan sementara satu yang lain menjalani perawatan rumah sakit.

Merline Benny, ahli neonatologi dan asisten profesor pediatri di universitas tersebut, menyebut bayi-bayi tersebut tidak ditemukan positif COVID-19 akibat terinfeksi virus secara langsung.

Namun mereka memiliki antibodi COVID-19 yang tinggi dalam darahnya. Kemungkinan virus tersebut menular dari ibu ke bayi melalui plasenta.

Dia melaporkan tim peneliti menemukan bukti virus di plasenta kedua ibu. Otopsi lebih lanjut menemukan jejak COVID-19 di otak bayi yang menunjukkan infeksi menyebabkan luka tersebut.

Kedua ibu tersebut juga dinyatakan positif COVID-19. Salah satu di antaranya mengalami gejala ringan dan melahirkan bayi sebulan setelah terpapar.

Sementara satu ibu lainnya mengalami gejala berat hingga dokter harus melahirkan bayinya pada usia kehamilan 32 minggu.

Dokter sudah mengingatkan kemungkinan kerusakan pada otak bayi menurut peneliti.

Namun penelitian ini bukti pertama kasus virus corona menular dari plasenta ibu ke otak bayi.

Virus lain diketahui menyebabkan kerusakan otak pada janin yakni cytomegalovirus, rubella, HIV, dan zika.

"Ini pertama kalinya kami dapat mendemonstrasikan virus dalam organ janin dengan saluran transplasenta," terang Michael Paidas, Ketua Kebidanan dan Ginekologi di Universitas Miami, seperti dikutip dari New York Post pada Senin (10/4/2023).

Shahnaz Duara menjelaskan wanita yang terkena COVID-19 selama kehamilan harus berkonsultasi ke dokter untuk mengetahui potensi keterlambatan perkembangan anak.

"Kita tahu bahwa hal-hal bisa sangat tidak kentara hingga usia 7 atau 8 tahun sampai anak-anak pergi ke sekolah," pungkas dokter kandungan dan ginekolog di universitas tersebut. ***

Berita Terkait

News Update