Akan tetapi tidak ada angin dan hujan namun Firli dianggap sesuka hati menentukannya.
Dipertegas Feri, bahwa memang ada pihak yang membutuhkan sosok seperti Firli, yang tetap cuek, kendati publik terheran-heran mengapa dia masih tetap bertahan di lembaga yang telah diformat sebaik mungkin.
Firli, KPK dan Formula E
Feri lantas memindahkan pandangannya terkait kasus Formula E. Dia turut menduga bahwa Firli terlihat memaksakan kasus ini naik penyidikan.
Padahal dalam 15 kali gelar perkara, Feri tak membaca ditemukannya alat bukti satu pun yang mampu mengarahkan bahwa peristiwa ini berkaitan dengan salah satu calon presiden tertentu.
Apalagi proses menciptakan alat bukti dinilai tidak terjadi di tengah para penyelidik KPK yang dinilai masih berpegang teguh pada integritasnya. Bahkan ada yang justru lebih memilih keluar dari KPK dan tak lagi mengabdi di sana.
"Jadi kayak orang pasang target, apapun tetap harus ada calon presiden tertentu yang kena, mau ada alat bukti atau tidak, kalau perlu ciptakan alat bukti," kata dia.
Bagi Feri, mereka yang berhasil disingkirkan atau menyingkirkan diri inilah awal mula rekayasa awal diciptakan.
Alat bukti nantinya akan dibuat oleh orang-orang yang senarasi sama dengan pihaknya usai mengisi kekosongan jabatan yang ditinggal. Hingga kemudian diarahkan kepada figur-figur tertentu.