KANADA, POSKOTA.CO.ID - Jumlah bayi yang lahir dengan Sipilis bawaan meningkat.
Peristiwa ini melaju jauh lebih cepat di Kanada daripada yang tercatat di Amerika Serikat atau Eropa.
Para pakar menilai peningkatan kasus itu didorong oleh meningkatnya penggunaan metamfetamin dan kurangnya akses ke sistem kesehatan masyarakat untuk masyarakat adat.
Meski sipilis muncul kembali secara dalam lima tahun terakhir, laju kenaikan kasus penyakit itu di Kanada berbeda dibandingkan dengan negara-negara kaya lainnya.
Kesehatan Canada mencatat kasus Sipilis di negara tersebut naik 13 kali lipat selama lima tahun terakhir. Insiden bayi yang lahir dengan Sipilis mencapai 26 per 100 ribu kelahiran hidup pada 2021 dari pada 2017.
Jumlah itu akan terus meningkat pada 2022 menurut data awal pemerintah.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bayi dengan Sipilis kongenital berisiko lebih tinggi mengalami berat badan lahir rendah, malformasi tulang, dan kesulitan sensorik. Demikian dikutip dari Reuters pada Sabtu (1/4/2023).
Sipilis dalam kehamilan adalah penyebab utama kedua kelahiran mati di seluruh dunia.
Namun Sipilis kongenital mudah dicegah jika orang yang terinfeksi mendapat akses ke penisilin selama kehamilannya.
Hanya Amerika Serikat yang memiliki insiden Sipilis saat lahir yang lebih tinggi di antara kelompok negara kaya G7 yang datanya tersedia.
74 per 100 ribu kelahiran hidup pada 2021, tiga kali lipat angka pada 2017, menurut angka awal dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).
Terdapat 2.677 kasus Sipilis kongenital di AS pada 2021 dengan populasi 332 juta menurut data awal CDC. Kanada memiliki 96 kasus untuk populasi 38 juta menurut Kesehatan Canada.
Kesehatan Canada mengatakan pihaknya telah mengirim ahli epidemiologi untuk membantu sejumlah provinsi menahan peningkatan Sipilis kongenital. Juru Bicara Joshua Coke mengatakan pemerintah federal memperluas akses pengujian dan perawatan di komunitas pribumi.
Peneliti kesehatan masyarakat mengatakan orang yang mengalami kemiskinan, tunawisma, penggunaan narkoba, dan mereka yang tidak memiliki akses yang memadai ke sistem kesehatan lebih mungkin tertular Sipilis melalui hubungan seks yang tidak aman dan menularkannya ke bayi mereka.
“Di negara berpenghasilan tinggi anda melihatnya di kantong-kantong populasi marginal,” ucap Teodora Elvira Wi yang bekerja di program HIV, Hepatitis, dan infeksi menular seksual WHO.
Yang membedakan Kanada adalah penduduk pribumi yang mengalami diskriminasi dan seringkali memiliki akses yang buruk ke layanan kesehatan dan sosial. Keterangan ini disampaikan Sean Rourke, ilmuwan dari Institut Pengetahuan Li Ka Shing di Rumah Sakit St. Michael di Toronto, berfokus pada pencegahan penyakit penularan seksual.
“Ini hanya keseluruhan system dan semua hal yang telah kami lakukan dengan cara yang buruk tidak mendukung masyarakat adat,” pungkasnya. ***