JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Nasi putih dapat ditambahi agar-agar guna meningkatkan asupan serat harian yang diperlukan tubuh.
Keterangan ini disampaikan pakar gizi dokter Eva Kurniawati.
"Nasi putih seratnya tidak setinggi beras lain seperti beras merah, beras cokelat, atau hitam. Tambahkan agar-agar seratnya bisa bertambah,” ucapnya dalam Webinar Kesehatan Dalam Rangka Hari Kanker Sedunia 2023 yang diselenggarakan DWP Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta bersama YKI Provinsi DKI Jakarta pada Jumat (3/3/2023).
Untuk menekan kenaikan gula darah agar tak terlalu cepat akibat mengonsumsi nasi putih bisa ditambahkan minyak ke dalam nasi usai proses memasak selesai.
"Usai selesai memasaknya dikasih minyak sedikit ke nasi lalu diaduk," ujar anggota tim dokter spesialis Rumah Sakit Pelni ini.
Kurang serat dikaitkan dengan risiko kanker usus. Terkait hal tersebut sebaiknya kebutuhan serat harian dipenuhi. Ini bisa didapatkan dari buah-buahan dan sayuran.
Seseorang dalam sehari disarankan menyantap setidaknya lima warna sayuran dan buah yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan antioksidan.
Kebutuhan serat yang tercukupi juga bisa membantu seseorang mengontrol berat badannya. Berat badan yang sehat dapat menjadi salah satu cara mencegah seseorang terkena kanker.
Ukuran berat badan sehat yakni berpatokan pada indeks massa tubuh (IMT) 18,5-22,9 kg/m2.
Peningkatan lima poin IMT meningkatkan beberapa risiko kanker yakni risiko 50 persen kanker endometrium, 48 persen adenocarcinoma esophageal, 30 persen kanker ginjal, 30 persen kanker hati, 12 persen kanker payudara postmenopause, 10 persen kanker pancreas, dan 50 persen kanker kolorektal.
Diet sehat dapat berperan dalam mencegah kanker. Karena ini berkaitan dengan asupan protein dan lemak yang harus didapatkan dalam porsi seimbang.
Dokter menyarankan sebaiknya memilih protein rendah lemak dan membatasi konsumsi daging merah. Terutama olahan seperti sosis, kornet, dan daging asap. Makanan-makanan itu bisa meningkatkan risiko kanker usus.
Kemudian untuk lemak sebaiknya memilih yang sifatnya baik seperti alpukat dan kacang-kacangan.
"Badan kita membutuhkan lemak karena dinding sel terdiri dari lemak terutama kolesterol. Kita butuh asupan kolesterol 200 mg/hari, itu ada di satu butir kuning telur, cukup," tutur Eva.
Seseorang juga perlu membatasi konsumsi alkohol karena minuman ini dapat meningkatkan risiko kanker mulut, tenggorokan, kerongkongan, dan usus besar.
Konsumsi makanan cepat saji dibatasi karena berkontribusi terhadap kenaikan berat badan yang berkaitan dengan obesitas dan obesitas ini dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker.
"Batasi asupan gula. Batasi konsumsi daging merah dan daging yang melalui pemrosesan. Hati-hati dengan pengasinan. Kontribusinya ada terhadap kanker nasofaring," ujar Eva.
Konsumsi daging olahan sebanyak 50 gram sehari dikatakan dapat meningkatkan risiko kanker usus sebesar 16 persen. Sementara menyantap daging merah 100 gram per hari bisa meningkatkan risiko kanker usus sebanyak 12 persen.
Bergerak aktif juga dapat membantu menurunkan risiko kanker. Antara lain kolon sebesar 24 persen dan kanker payudara 12 persen.
Gaya hidup sedenter dapat meningkatkan risiko kanker endometrium, kolon, dan paru 20-35 persen.
"Kanker bisa dicegah dengan menjalani pola hidup sehat dan diet sehat seimbang. Jadi saya mengajak untuk memiliki berat yang sehat," kata Eva. ***
(Ant)