ADVERTISEMENT

Rizal Ramli Soal Transaksi Mencurigakan Kemenkeu: Sangat Tidak Bermoral dan Memalukan

Kamis, 30 Maret 2023 12:18 WIB

Share
Foto: Rizal Ramli Soal transaksi mencurigakan Kemenkeu. (Poskota/Rizal Siregar)
Foto: Rizal Ramli Soal transaksi mencurigakan Kemenkeu. (Poskota/Rizal Siregar)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Ekonom Senior dan Tokoh Nasional Rizal Ramli menanggapi soal transaksi mencurigakan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI yang mencapai Rp 300 Triliunan. Ia menilai mega skandal tersebut sangatlah tidak bermoral dan memalukan. 

Hal tersebut diungkapkan Rizal Ramli di Acara Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar Musyawarah Nasional yang berlangsung di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, pada 15 Maret 2023 kemarin. Acara tersebut dihadiri oleh Ketua BEM dari 85 kampus serta 200-an peserta dari seluruh Indonesia.

Didepan BEM SI itu,  Ekonom Senior dan Tokoh Nasional yang juga tokoh pergerakan Rizal Ramli hadir dalam acara tersebut dan memberikan orasi politiknya.Rizal Ramli, demikian sapaan akrabnya menyebut,  Munas tersebut diadakan dalam suasana darurat demokrasi, politik, hukum dan korupsi yang semakin merajalela.

“Hari ini kita menyaksikan seluruh sistem kenegaraan mengalami dekadensi moral, etika, martabat dan perilaku. Contohnya, mega skandal Rp 300 trilliun di Kementerian Keuangan sangat tidak bermoral dan memalukan,” ujar Rizal Ramli dalam keterangannya Kamis (30/3/2023).

Alumnus ITB ini  mengungkapkan, lembaga akademik yang merupakan benteng moral dan etika terakhir, hari ini runtuh karena skandal korupsi yang melibatkan rektor di universitas, seperti Rektor Universitas Lampung dan Universitas Udayana.

Ironisnya lagi, kata mantan Menko Kemaritiman ini, lembaga pilar demokrasi seperti DPR dan MPR kini lumpuh, tidak lagi berperan mewakili kepentingan rakyatnya. “Bayangkan, persoalan mega skandal Rp 300 triliun anggota DPR dan MPR diam membisu. Maka, rakyat dan mahasiswa hari ini yang harus memperjuangkan suara kebenaran,” ujar mantan Anggota Tim Panel Ekonomi PBB ini.

Rizal Ramli mengatakan,  peranan legislatif di era pemerintahan sebelum Jokowi masih cukup baik dibandingkan dengan era sekrang. Waktu itu, DPR masih bisa bersuara dalam membongkar skandal Bank Century.

“Ketika terjadi skandal Century yang melibatkan Menteri Keuangan Sri Mulyani, DPR pada tahun 2009 cepat membentuk Pansus DPR untuk mengusut skandal yang merugikan negara Rp6,7 triliun,” ujarnya.

Namun, hari ini, katanya, DPR diam seribu bahasa. Mereka tidak berani mengambil langkah interpelasi, atau membuat Pansus untuk mengusut tindakan korupsi dan pencucian uang.

Walau demikian, Rizal Ramli, tetap optimistis bahwa para mahasiswa bisa melakukan perubahan dengan menggalang berbagai gerakan. "Ini waktunya untuk melakukan perubahan sesegera mungkin. Benteng terakhir penjaga Konstitusi tinggal rakyat dan mahasiswa,” tegas Rizal.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Rizal Siregar
Editor: Novriadji Wibowo
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT