ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ini baru satu kementerian. Belum kementerian lain yang anggarannya lebih besar. Ada sesuatu yang mencurigakan dengan merembetnya kasus ini. Netizen indonesia harus dapat penghargaan. Tanpa tekanan warganet, mustahil ini bakal terungkap. Padahal di Kemenkeu sudah empat kali ganti menteri.
300 T bukan nilai sedikit. Bahkan Anggaran Provinsi DKI saja nyaris hanya sepertiganya dari nilai yang dikorup tersebut. Artinya, nilai segitu bisa membangun sebuah kota dalam setahun.
Yang mengherankan, sekelas Prof Mahfud saja baru bicara sekarang. Ke mana KPK selama ini? Apa kerja PPATK? Kok baru mencium adanya transaksi haram di saat kasus penganiayaan Rafael baru bergerak.
Ke mana aparat penegak hukum lainnya selama beberapa dekade? Jangan-jangan mereka pun ikut kongkalikong dengan para pejabat negara untuk menutupi kebusukan tersebut. Apa Presiden Jokowi ikut dibohongi jajaran di bawahnya?
Ada yang menilai, korupsi di jaman orde baru terpusat, tapi di era setelahnya korupsi menyebar ke mana-mana. Namun hanya orang yang pintar korup saja bisa menguasai semua. Jadi korupsi pun ibarat paham liberal. Ketika yang kaya akan semakin kaya, yang korup akan semakin kaya dengan korupsinya.
Rakyat Indonesia butuh Tangan Tuhan. Tangan aparat penegak hukum tak berdaya. Mereka juga sudah tidak dipercaya. Karena pada dasarnya para penegak hukum tidak tunduk pada Tuhannya, tapi takut kehilangan uang.****
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT