JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Sekitar 400 orang akan berkumpul di kota Nagakute untuk event perjodohan terbesar di Jepang.
Hal ini diselenggarakan langsung oleh pemerintah prefektur Aichi.
Mereka akan berkumpul di kota Nagakute,Jepang, seperti dilansir dari Mainichi, Minggu (5/3/2023).
Pemerintah Jepang mengambil tindakan guna antisipasi resesi seks.
Pasalnya, melihat survei di tahun 2018, di mana 80 persen orang ingin menikah pada suatu saat nanti.
Sedangkan 40 persen memilih single, karena kesulitan menemukan jodohnya.
Acara ini gratis, dan terbuka bagi mereka yang berusia 20-30 tahun serta tinggal di kawasan Aichi, Jepang.
Para peserta akan disuguhi video yang menayangkan bagaimana berbincang yang baik dengan lawan jenis.
Kemudian, dipisahkan ke grup kecil dan diharapkan menemukan jodoh idaman.
Pemerintah Aichi sudah menyiapkan anggaran sekitar Rp 800 juta.
"Ingin membantu agar orang-orang memikirkan tentang pernikahan," kata pemerintah Aichi.
Jepang Terancam Resesi Seks
Survei dari National Institute of Population dan Social Security Research menemukan bahwa hampir seperlima pria dan 15persen perempuan di Jepang tidak tertarik menikah, angka tertinggi sejak 1982.
Data Kemenkes Jepang menyebut, jumlah kelahiran bayi turun menjadi 840.832 pada 2020, turun 2,8% dari tahun 2019 sebelumnya.
Merangkum dari Reuters, angka ini terendah sejak pencatatan sipil dimulai pada 1899.
Alasannya, mereka enggan memiliki anak di tengah pandemi Covid-19.