Gempa awal Maret diprediksi oleh Franks Hoogerbeets, seismolog asal Belanda. Foto: Ist

Internasional

Ilmuwan Rusia Tanggapi Isu Gempa Besar Awal Maret Sampai ke Indonesia

Kamis 02 Mar 2023, 20:53 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Gempa awal Maret yang diprediksi seismolog asal Belanda Frank Hoogerbeets bakal terjadi hingga ke Indonesia ditanggapi Kepala Cabang Kamchatka dari Survei Geofisika Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, Danila Chebrov.

Sebelumnya Frank Hoogerbeets menyatakan jika dunia mungkin bakal menghadapi gempa besar dalam awal-awal Maret 2023 ini, mulai dari Semenanjung Kamchatka dan Kepulauan Kuril di Timur Rusia, hingga Filipina dan Indonesia.

Untuk diketahui, Frank Hoogerbeets adalah orang yang telah memprediksi gempa besar di Turki dan Suriah bulan lalu. Dan kini dia kembali memperkirakan akan ada gempa besar awal Maret 2023 berdasarkan pergerakan objek langit. Frank Hoogerbeets merupakan ilmuwan yang bekerja di Solar System Geometry Survey (SSGEOS).

Menurut Chebrov, dia sangat meragukan prediksi Frank Hoogerbeets dan menyebutnya sebagai 'amatir'. Chebrov bilang, asumsi pergerakan antarplanet di tata surya yang kemudian dihubung-hubungkan oleh Hoogerbeets sebagai potensi petaka sangat lemah. 

"Amatir. Jika digunakan sebagai alat prognostik utama sangat bermasalah," kata dia.

Sementara itu, berbagai komunitas ilmiah turut mengimbau publik agar mengabaikan peringatan gempa palsu yang dilontarkan Fran Hoogerbeets.

Ahli Geofisika Yordania Sebut Frank Hoogerbeets Sesat

Najib Abu Karaki, seorang ahli geofisika di Universitas Yordania, mengatakan kepada The Jordan Times apa yang disampaikan Hoogerbeets adalah sesat.

“Tidak mungkin dia bisa mengeluarkan peringatan ada gempa bumi besar apalagi sampai menyebut tempat,” kata dia.

Menurut Abu Karaki, risiko seismik dapat dievaluasi melalui kerja sama aktif antara para profesional, pakar, dan insinyur dalam evaluasi kinerja seismik. Diketahui, saat ini warga Yordania juga sangat khawatir dengan informasi yang disampaikan Hoogerbeets.

"Gempa paling kuat dalam sejarah Yordania mungkin adalah gempa pada 22 November 1995," kata ahli geofisika itu sambil merinci kekuatan gempa adalah Magnitudo 7,3.

Dia dengan tegas menyangkal prediksi Hoogerbeets, dan memperingatkan publik untuk tidak mempercayai ramalan semacam itu. 

Sejauh ini berita yang dianggap menyesatkan tersebut terus beredar di berbagai platform media sosial tentang prediksi gempa yang telah memicu kepanikan dan mengkhawatirkan sebagian masyarakat Yordania. 

Apalagi adanya gempa dahsyat yang melanda tenggara Turki dan tetangganya Suriah. Warga Yordania kemudian menjadi terpaku pada analisis tentang getaran baru di wilayah tersebut.

“Banyak orang takut akan gempa lagi. Beberapa bahkan menyiapkan tas tangan di dekat pintu depan mereka,” kata Haifa Khaled, seorang warga Yordania berusia 30-an, kepada The Jordan Times.

Diketahui, kekhawatiran publik tersulut setelah seismolog asal Belanda Frank Hoogerbeets, yang dilaporkan meramalkan gempa bumi di Suriah dan Turki, menduga masih akan ada lagi gempa pada awal Maret.

Pada 27 Februari, Hoogerbeets menerbitkan video YouTube terbarunya, di mana dia memperingatkan bahwa pada minggu pertama di bulan Maret akan menjadi sangat kritis.

Kata dia, aktivitas seismik besar akan berlangsung antara 3-4 Maret dan atau 6-7 Maret.

Hoogerbeets sebelumnya mendapat perhatian internasional setelah salah memprediksi usai menyebut akan ada bencana gempa berkekuatan magnitudo 8,8-9,8 bakal menyerang pantai barat AS pada Mei 2015. Dan hasilnya nihil.

Tags:
gempabesarawal maretFrank Hoogerbeetsprediksiindonesia

Reporter

Administrator

Editor