Siaran Pidato Presiden Ebrahim Raisi Saat Perayaan Revolusi Iran Diretas

Senin 13 Feb 2023, 09:00 WIB
Ebrahim Raisi

Ebrahim Raisi

IRAN, POSKOTA.CO.ID - Kelompok anti pemerintah sempat mengganggu perayaan Revolusi Iran ke-44.

Pidato Presiden Ebrahim Raisi yang disiarkan di televisi diretas pada Sabtu (11/2/2023).

Dikutip dari Reuters, pemerintahan Iran garis keras menghadapi salah satu tantangan paling berani dari pengunjuk rasa yang didominasi generasi muda yang menyerukan penggulingan kekuasaan Ebrahim Raisi.

Namun Ebrahim Raisi mengimbau para pemuda yang tertipu untuk bertobat sehingga mereka dapat diampuni pemimpin tertinggi Iran.

"Rakyat Iran akan merangkul mereka dengan tangan terbuka," serunya kepada warga yang berkumpul di Lapangan Azadi di Teheran.

Pidato Ebrahim Raisi yang disiarkan langsung di televisi terputus di internet selama sekitar satu menit dan logo kelompok peretas pemerintah anti Iran bernama “Edalate Ali” (Keadilan Ali) muncul di layar. Sebuah suara meneriakkan “Matilah Republik Islam.”  

Iran dilanda protes nasional pasca kematian Mahsa Amini yang berusia 22 tahun pada September dalam tahanan polisi moral negara itu.

Pasukan keamanan telah menanggapi dengan tindakan keras yang mematikan terhadap protes. Demonstrasi itu adalah beberapa tantangan tersulit bagi Republik Islam Iran sejak revolusi 1979 yang mengakhiri 2.500 tahun monarki.

Otoritas Iran pada Jumat (10/2/2023) membebaskan pembangkang Farhad Meysami yang dipenjara sebagai bagian dari amnesti yang menandai peringatan revolusi. Dia melakukan aksi mogok makan dan akademisi Iran - Prancis Fariba Adelkhah.

Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei pada Minggu mengeluarkan amnesti yang mencakup sejumlah besar tahanan termasuk beberapa yang ditangkap dalam protes anti pemerintah baru-baru ini.

Grup hak asasi manusia HRANA mengatakan puluhan tahanan politik dan pengunjuk rasa, termasuk beberapa tokoh terkemuka, dibebaskan di bawah amnesti tetapi kondisi pasti pembebasan mereka tidak diketahui.

Aktivis hak asasi manusia menyatakan keprihatinannya di media sosial bahwa banyak tahanan yang mungkin telah dipaksa untuk menandatangani janji untuk tidak mengulangi "pelanggaran" sebelum dibebaskan. Kejaksaan membantahnya pada Jumat (10/2/2023).

Sebanyak 528 pengunjuk rasa telah tewas hingga Jumat, termasuk 71 anak di bawah umur, menurut HRANA. Dikatakan 70 pasukan keamanan pemerintah juga tewas. Sebanyak 19.763 pengunjuk rasa diyakini telah ditangkap.

Para pemimpin Iran dan media pemerintah selama berminggu-minggu mengimbau warga berbondong-bondong ke pawai-pawai pada pada Sabtu (11/2/2023) untuk menunjukkan solidaritas dan popularitas. Imbauan ini untuk menanggapi protes-protes anti pemerintah.

Media pemerintah menayangkan kembang api sebagai bagian dari perayaan yang disponsori pemerintah pada malam peringatan yang digelar pada Jumat malam (10/2/2023).

Namun banyak yang terdengar meneriakkan "Matilah diktator!" dan “Matilah Republik Iran” pada video yang diunggah di media sosial. ***

Berita Terkait

News Update