ADVERTISEMENT

Dukung FIFA Dipimpin Orang Asia, Djohar Arifin Beberkan 5 Alasan Berikut

Rabu, 25 Januari 2023 19:14 WIB

Share
Anggota Komisi X DPR Djohar Arifin .(Ist)
Anggota Komisi X DPR Djohar Arifin .(Ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Jelang kongres Federation Internationale de Football Association (FIFA) pada 16 Maret 2023 di Kigali, Rwanda, Afrika. Sejumlah kandidat calon presiden FIFA sudah mulai berkampanye ke kantong-kantong suara di seantero dunia.

FIFA sendiri berdiri sejak 21 Mei 1904 di belakang markas Union des Sociétés Françaises de Sports Athlétiques (USFSA) di Rue Saint Honoré 229 di Paris oleh 7 asosiasi sepak bola nasional Belgia, Denmark, Perancis, Belanda, Spanyol, Swedia, dan Swiss.

Presiden perdananya adalah Robert Gueri wartawan senior di Paris, 
dan sampai saat ini presiden FIFA silih berganti.

"Eropa telah delapan kali menjadi Presiden FIFA, benua Amerika Latin telah pernah menjadi orang nomor satu FIFA yaitu Joao Havelange dari Brazil merupakan presiden FIFA terlama, bertahan selama 24 tahun," kata Ex FIFA Committee Member, Djohar Arifin Husin melalui keterangannya, Rabu (25/1/2023).

 

Selain itu, kata Djohar Arifin, FIFA juga pernah dipimpin oleh orang dari Benua Afrika.

"Afrika pernah memimpin FIFA walaupun singkat 5 bulan yaitu Isa Hayato dari Kamerun," kata mantan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) itu.

Namun, selama 118 FIFA berdiri, belum pernah sekalipun perwakilan Benua Asia yang pernah menduduki kursi nomor satu di FIFA tsrsebut.

"Ini rasanya hal yang sangat tidak adil di organisasi olahraga yang mengedepankan Fair Flay terpopuler di jagat raya ini," kata Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra ini.

 

Menurut Djohar Arifin, jika orang asia diberi amanah mengemban presiden FIFA, tentu perhatian untuk pembangunan sepakbola di Asia semakin tinggi. "Sudah saatnya Asia memimpin FIFA," kata Djohar Arifin.

Dalam kesempatan ini, Djohar Arifin mengungkapkan sejumlah alasan orang Asia sudah layak jadi pemimpin FIFA. Pertama, Jumlah Negara anggota FIFA terbanyak merupakan negara dari Asia

"Kedua, Jumlah klub terdaftar terbanyak di dunia adalah Asia," kata Djohar Arifin.

Ketiga, Asia belum pernah menjadi presiden FIFA. Ke-empat, Jumlah penonton terbanyak juga dari Asia.

"Kelima, Kejuaraan Piala Dunia tersukses juga di Asia tepatnya di Qatar dan terakhir, Jumlah remaja bermain sepakbola terbanyak juga Asia," beber Djohar Arifin.

Menurut Djohar, Asia harus mempersiapkan siapa tokoh sepakbola yang paling pantas memimpin sepakbola dunia dan tentu harus bisa diterima negara-negara anggota FIFA.

"Siapa orang Asia yang paling pantas memimpin FIFA?, Sebenarnya Asia punya tokoh sepakbola yang pantas pimpin FIFA, punya pengalaman luarbiasa di sepakbola dan juga sangat dihormati oleh Negara-negara anggota FIFA," kata Djohar Arifin.

"Siapa dia. Dia (merupakan) tokoh sepakbola yang sudah mendunia, tiada lain yaitu Tengku Abdullah, jabatan saat ini Vice President of FIFA, Exco Member of FIFA," lanjut Djohar.

Menurut Djohar, Tengku Abdullah memiliki pengalaman yang luar biasa di sepakbola. "Pernah pengurus AFF, AFC dan Presiden Bola sepak Malaysia," kata dia.

Jabatan kenegaraan saat ini sebagai Yang Dipertuan Agong atau Raja Malaysia dan juga Sultan di Negeri Pahang. 

"Jabatan Yang Dipertuan Agong Raja Malaysia akan berakhir tahun depan 2024, tentu akan lebih lapang 
waktunya mengurus sepakbola dunia," kata Djohar.

Djohar memprediksi dukungan kepada Tengku Abdullah akan datang dari Negara-negara Asia dan Negara-negara 
Persemakmuran dan negara-negara Islam yang tergabung dalam-OKI.

Djohar pun berharap agar organisasi sepakbola Asia AFC dan organisasi sepakbola Asia Tenggara AFF berperan aktif memperjuangkan Dipertuan Agong Tengku Abdullah menjadi Presiden FIFA 2023-2027. 

"Diperhitungkan dukungan mayoritas suara ke Tengku Abdullah. Amin. Inilah saatnya Asia pimpin FIFA," kata Djohar.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT