711 Sarang Tawon di Kabupaten Tangerang Dimusnahkan Sepanjang Tahun 2022, Dinilai Meresahkan Warga

Selasa, 24 Januari 2023 15:35 WIB

Share
Foto : Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Ujat Sudrajat. (Poskota/Veronica Prasetio)
Foto : Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Ujat Sudrajat. (Poskota/Veronica Prasetio)

TANGERANG, POSKOTA.CO.ID - Sepanjang tahun 2022, sbanyak 711 sarang tawon yang berada di pemukiman warga dimusnahkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang.

Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Ujat Sudrajat bahwa sarang tawon banyak tumbuh subur di pemukiman warga. Sehingga, sangat menganggu dan membahayakan aktivitas masyarakat. 

"Sebanyak 711 sepanjang tahun 2022, sarang tawon yang tumbuh di rumah-rumah warga kami musnahkan. Dengan cara diambil terlebih dahulu sarangnya, lalu dibakar," katanya, Selasa (24/1/2023).

Ia menambahkan, sarang tawon yang dimusnakan adalah jenis tawon predator, bukan tawon penghasil madu. Nama, tawon tersebut sering dikenal sebagai tawon vespa affinis. Tawon tersebut dinilai sangat berbahaya, apabila menyengat secara berkelompok. 

"Tawon ini memiliki racun, tapi kalau hanya menyengatnya sendirian tidak akan bahaya. Tetapi, kalau nyerangnya secara berkelompok jelas akan sangat berbahaya," ungkap Ujat Sudrajat.

Sementara untuk bencana lainnya seperti banjir, longsor atau pergerakan tanah, gempa bumi, angin puting beliung, pohon tumbang, banjir rob dan rumah roboh, terjadi sebanyak149 kali kejadian, dan terbanyak iyalah kejadian pohon tumbang dengan jumlah kasus sebanyak 59 kali kejadian.

"Dari total 149 peristiwa bencana di sepanjang tahun 2022, bulan Januari menjadi bulan paling banyak terjadi bencana. Dengan jumlah kebencanaan sebanyak 24 kali di bulan Januari, " katanya.

Poskota TV

Kemudian, disusul oleh dengan kejadian banjir sebanyak 51 kali kejadian, selanjutnya angin puting  beliung sebanyak 18 kali kejadian, banjir rob sembilan kali kejadian, tanah longsor tiga kejadian gempa bumi satu kejadian dan rumah roboh 17 kali kejadian. 

Ia menyebutkan, berdasarkan data tersebut, jumlah kerugian akibat bencana alam dan non alam itu berdampak dan merugikan korban manusia baik secara materil dan imateril. 

Halaman
Reporter: Veronica Prasetio
Editor: Novriadji Wibowo
Sumber: -
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar