Kopi Pagi Harmoko: Guyub Rukun

Senin 16 Jan 2023, 11:26 WIB

Kuntul menjadi simbol karena, konon, burung sawah ini bisa berbaris membentuk harmoni melambangkan guyub dan rukun. Burung kuntul duduk sejajar, berdiri setara dan sebaris bagaikan menyelaraskan kepentingan, memantapkan soliditas dan solidaritasnya membangun kekuatan sebelum bersama – sama terbang tinggi menggapai cita – cita.

Simbolisasi yang kini sangat dibutuhkan membangun negeri untuk mewujudkan kesejahteraan sosial sebagaimana tujuan negeri ini didirikan seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.

Sejahtera adalah aman, sentosa,makmur, selamat ( terlepas dari segala macam gangguan dan kesusahan). Sedangkan sosial berkenaan dengan masyarakat, termasuk kepedulian dan perhatiannya kepada masyarakat.

Dengan begitu kesejahteraan sosial adalah keadaan dimana masyarakat memperoleh kebutuhan material, spiritual dan sosial secara baik. Bisa hidup layak dan mampu untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki secara maksimal yang memungkinkan fungsi sosial sebagai manusia dapat terpenuhi.

Tak heran jika istilah kesejahteraan sosial sering diidentikkan dengan “kesejahteraan masyarakat atau kesejahteraan umum”.

Kita tahu bahwa kesejahteraan umum merupakan kewajiban negara untuk mewujudkannya seperti telah diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945.

Menjadi bahan renungan, bagaimana cita – cita negeri dengan mudah dapat diwujudkan, jika di lapisan akar rumput makin dirasakan adanya benturan kepentingan politik.

Ironi! Jika sampai ada elite dengan sengaja, melalui rekayasa membenturkan kepentingan politiknya. Beda ideologi, aspirasi, dukungan dan pilihan dibenturkan untuk menggapai tujuan. Bahkan, beda pandangan, pernyataan dan sikap pun dikemas sehingga terjadilah benturan.

Sepanjang masih ada upaya tersembunyi membenturkan kepentingan, demi target politiknya, kelompoknya, partainya, institusinya, maka guyub rukun sebagai jati diri bangsa, akan semakin jauh dari harapan.

Yang terpampang kemudian adalah “conflick of interest” yang bisa menyemai  kepada konflik fisik dan sosial.

Mari kita membentuk harmoni dengan menyelaraskan kepentingan, bukan membenturkan kepentingan seperti disimbolkan burung kuntul sebelum terbang tinggi menggapai cita – cita.

Maknanya mari kita tetap guyub rukun dengan tidak melihat latar belakang kepentingan, tetangga sebelah dari parpol mana, dari kelompok mana, relawan siapa dan dari mana. Ini jika kita sudah bertekad bersatu membangun negeri. (Azisoko).

Berita Terkait

Safari dan Aspirasi Politik 

Kamis 16 Feb 2023, 09:42 WIB
undefined
News Update