LEBAK, POSKOTA.CO.ID - - Dampak dari cuaca ekstrim yang melanda wilayah Kabupaten Lebak, Banten beberapa hari lalu, menimbulkan sejumlah bencana alam di beberapa kecamatan.
Mulai dari bencana banjir, tanah longsor, pergerakan tanah, pohon tumbang dan angin kencang.
Akibat dari bencana itu, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak mencatat ada sebanyak 72 bangunan rusak, mulai dari infrastruktur jalan, jembatan dan permukiman warga.
Adapun dampak dari bencana banjir, data sementara yang dicatat oleh BPBD Lebak tersebut terdapat sebanyak 1095 rumah warga yang terendam.
Kepala pelaksana BPBD Lebak, Febby Rizki Pratama menyampaikan, bahwa akibat cuaca ekstrim atau curah hujan tinggi yang disertai angin kencang, menimbulkan bencana alam banjir, tanah longsor, dan pergerakan tanah di Lebak.
"Dari beberapa jenis bencana itu menimbulkan kerusakan bangunan dan ribuan rumah warga terendam banjir," ungkapnya, Jum'at (6/1/2023).
Dari data yang dicatat per tanggal 4 Januari 2023 lanjut Febby, beberapa bencana seperti banjir melanda melanda 6 kecamatan dan 30 desa.
Diantaranya Kecamatan Banjarsari sebanyak 14 desa, Gunung Kencana 1, Cimarga 6 desa, Kalanganyar 1 Desa, Rangkasbitung 2 Kelurahan dan 1 desa, dan di Kecamatan Cibadak 2 desa.
"Adapun bencana longsor melanda 4 kecamatan meliputi 8 desa, diantaranya Kecamatan Cimarga 2, desa, Muncang 2 desa, Bojongmanik 1 Desa, dan Kecamatan Leuwidamar 3 desa," katanya.
Sementara, lokasi pergeseran tanah melanda 4 kecamatan dan 4 desa diantaranya Bojongmanik 1 desa, Cileles 1 desa, Muncang 1 sesa dan Kecamatan Cileles 1 desa.
Selain itu lanjut Febby, bencana angin kencang melanda 2 kecamatan dan D desa diantaranya Kecamatan Cikulur 2 desa dan Kecamatan Leuwidamar 1 sesa.
"Kemudian, pohon tumbang melanda 2 kecamatan dan 2 desa diantaranya Kecamatan Cimarga 1 desa dan Kecamatan Gunung Kencana 1 desa," ujarnya.
Febby juga membeberkan kerusakan Infrastruktur yang ditimbulkan dari sejumlah bencana alam tersebut, diantaranya jalan poros desa di Kampung Ciranca, Desa Lebak Parahiang, Kecamatan Leuwidamar amblas dengan dimensi panjang 5 meter lebar 2 meter.
Lalu jalan poros desa di Kampung Leungsir, Desa Lebak Parahiang, Kecamatan Leuwidamar tertutup longsor setinggi 5 meter. Dan jalan raya Rangkasbitung-Leuwidamar di Desa Lebak Parahiang ambles sepanjang longsoran 40 meter lebar longsoran 5 meter.
"Jalan raya di Rangkasbitung-Leuwidamar di Desa Lebak Parahiang ambles dimensi panjang 30 meter lebar 5 meter. Dan jalan raya Muncang-Leuwidamar di Desa Cisimeut ambles sepanjang 40 meter lebar 5 meter," bebernya.
Kemudian tambah Febby, jalan raya Rangkas-Leuwidamar di Desa Sangkanmanik ambles yang mengakibatkan arus lalu lintas dialihkan via Aweh-Cikapek keluar portal.
"Dan jembatan kayu penghubung Kampung Sarimulya ke Kampumg Leuwi Buleud putus. Dan jalan raya Rangkasbitung -Gunungkencana longsor," jelasnya.
Adapun untuk rumah yang terendam banjir di 6 kecamatan dan 43 desa sebanyak 1095 rumah, diantaranya di Kecamatan Banjarsari 607 rumah , Gunung Kencana 93 rumah, Cimarga 173 rumah, Kalanganyar 14 rumah, Rangkasbitung 168 rumah dan di Kecamatan Cibadak 25 rumah.
"Rumah longsor di Kecamatan Cimarga sebanyak 11 rumah, Muncang 15 rumah Leuwidamar 12 rumah dan di Kecamatan Bojongmanik sebanyak 2 rumah," tambahnya.
Akibat pergeseran tanah di 4 kecamatan tambahnya lagi, di Kecamatan Bojongmanik rumah, Kecamatan Leuwidamar 1 rumah, Kecamatan Cileles 3 rumah dan di Kecamatan Muncang 14 rumah.
"Angin kencang melanda 2 kecamatan diantaranya Kecamatan Cikulur 2 rumah dan Kecamatan Leuwidamar 2 rumah," jelasnya.
Adapun upaya yang dilakukan BPBD Lebak tutur Febby, saat ini relawan BPBD masih melakukan evakuasi, pengumpulan informasi dan pendataan di lapangan untuk mengetahui kondisi mutakhir.
Kondisi terkini, bencana banjir sudah surut, adapun infrastruktur yang rusak sedang dilakukan perbaikan, ada yang sudah mulai rampung dam ada juga yang masih berproses.
"Warga pengungsi sudah kembali ke tempat tinggalnya masing masing. Pendistribusian paket sembako dan kebutuhan lainnya masih terus disalurkan," tandasnya. (Samsul Fatoni).