“PERLU memperkokoh integritas dalam bertransformasi dengan lingkungan. Integritas bisa dijadikan filter diri. Karena integritas adalah cerminan keteguhan hati dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan..” - Harmoko –
Menjelang akhir tahun, patut kiranya kita merenung diri apa yang sudah diperbuat sepanjang tahun 2022 ini. Apa yang hendak dilakukan pada tahun 2023 mendatang, sebagai tahun politik yang penuh dengan beragam tantangan. Tak hanya di bidang politik, juga ekonomi dan keuangan.
Jumpa pers akhir tahun yang digelar sejumlah lembaga tinggi negara, institusi dan organisasi adalah bentuk evaluasi terhadap apa yang telah terjadi ( dilakukan) sepanjang tahun, kemudian melakukan serangkaian perencanaan dan program sebagai upaya perbaikan di tahun depan.
Waktu memang tidak berjalan mundur. Sudah menjadi sunnatullah bahwa waktu akan terus bergulir dan berganti dari detik menjadi menit, berubah menjadi jam, kemudian bergerak menjadi hari – bulan – tahun dan begitu seterusnya.
Dalam perputaran waktu tentu terdapat tanda-tanda. Sesuatu yang sudah kita alami, jalani dan bisa kita maknai. Kita sepakat kejadian masa lalu memang tidak untuk disesali, tetapi perenungan pengalaman masa lalu diperlukan sepanjang dapat dijadikan bahan evaluasi dan introspeksi agar perjalanan ke depan menjadi lebih baik lagi.
Kita telah menyaksikan rangkaian peristiwa yang terjadi di negeri kita. Baik di bidang politik, hukum, keamanan, ekonomi, maupun sosial dan budaya.
Stabilitas nasional secara umum aman dan terkendali, meski di sana-sini terjadi berbagai peristiwa yang menyesakkan dada, apalagi menyangkut nama besar institusi, lembaga yang mestinya menjadi garda terdepan dalam penegakan hukum dan keadilan.
Tak sedikit figur publik, elite politik yang tersangkut masalah hukum, tokoh yang seharusnya menjadi panutan, tetapi tergelincir karena tergoda satu atau dua dari “Tiga Ta” ( Tahta, harta dan wanita).
Tak perlu saya sebut secara rinci, karena publik lebih jeli mencermati apa yang telah terjadi di negeri. Itulah sebabnya para elite, tokoh panutan dan pejabat publik hendaknya lebih jeli mencermati apa yang bakal terjadi, sehingga terhindar dari segala macam godaan dan jebakan.
Memasuki tahun 2023, godaan akan datang silih berganti. Berbagai jebakan akan selalu membayangi, boleh jadi berada di depan, kanan dan kiri. Ingat di tahun politik, beragam strategi meraih kemenangan semakin masif digulirkan, termasuk jebakan politik dengan mengutak – atik perbedaan, beda platform, beda fatsun dan dukungan.
Tahun depan, bisa disebut tahun penentuan. Agenda politik sebagai penentu nasib bangsa dan negara lima tahun ke depan dirumuskan dan ditetapkan di tahun ini. Mulai dari penetapan parpol peserta pemilu, pendaftaran calon hingga pengumuman daftar calon tetap anggota DPD, DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, dan puncaknya adalah pengumuman Capres -Cawapres berikut nomor urutnya yang dilanjutkan dengan masa kampanye.
Sebagaimana lazimnya, manuver politik kian santer, beragam isu pun dikemas – yang kadang membuat kuping terasa panas bagi mereka yang dikritisi, apalagi sudah menyinggung ranah pribadi.
Selama proses politik berjalan, kita sebagai warga masyarakat hendaknya tetap bijak menyikapi beragam isu dan peristiwa yang terjadi belakangan ini. Hendaknya tidak terlalu jauh terlibat pusaran arus gesekan politik yang pada akhirnya akan merugikan diri sendiri dan lingkungan keluarga.
Menyikapinya perlu lebih bijak, lebih hati-hati dalam bertindak dan berkomunikasi dengan siapapun, di manapun, dan dalam kondisi bagaimanapun.
Di sinilah perlunya memperkokoh integritas dalam bertransformasi dengan lingkungan.Integritas bisa dijadikan filter diri. Karena integritas adalah cerminan keteguhan hati dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.
Belakangan integritas sering tergoda akibat pengaruh gaya hidup era kini yang serba instan, pragmatis dan cenderung konsumtif, di tambah lagi warna – warni dinamika politik yang semakin memanaskan situasi.
Memasuki tahun depan yang semakin penuh tantangan , perlu meningkatkan kewaspadaan diri, termasuk mawas diri menghadapi segala situasi yang bakal terjadi.
Memasuki tahun politik yang penuh gejolak dan jebakan, perlu kiranya mengendalikan diri dari beragam godaan yang boleh jadi menyesatkan.
Pitutur luhur mengajarkan “Sing bisa nggendhong napsu - yang seharusnya bisa mengendalikan hawa nafsu, ketika menghadapi situasi ketidakpastian dan penuh godaan.
Mari kita senantiasa mengendalikan dari beragam situasi. Memulai hal yang baru. Hal positif, setidaknya untuk diri sendiri. Bismillah..(Azisoko).