ADVERTISEMENT

Mendagri : Sejumlah Negara Apresiasi Indonesia Dalam Menyelesaikan Keamanan di Aceh

Senin, 26 Desember 2022 05:23 WIB

Share
Mendagri Muhammad Tito Karnavian saat menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Pimpinan Daerah di Aceh. (ist)
Mendagri Muhammad Tito Karnavian saat menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Pimpinan Daerah di Aceh. (ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA,POSKOTA.CO.ID - Mengunjungi Aceh, Menteri Dalam Negeri  (Mendagri) Tito Karnavian mengungkapkan, hingga saat ini sejumlah negara di dunia masih mengapresiasi pemerintah Indonesia dalam menyelesaikan masalah keamanan di Aceh.

"Pasalnya, masih banyak negara-negara di dunia yang mengalami gejolak keamanan dan belum menghasilkan perdamaian. "Sebetulnya nikmat yang paling indah bagi rakyat Aceh itu adalah nikmat keamanan, menurut pendapat saya," ujar Mendagri.

Itu diutarakan Mendagri saat menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Pimpinan Daerah di Gedung Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Kamis (22/12/2022). Rakor tersebut dihadiri Penjabat (Pj.) Gubernur Aceh Achmad Marzuki, bupati/wali kota baik yang definitif maupun berstatus Pj. se-Provinsi Aceh.

Mendagri menambahkan, kondisi keamanan yang kondusif merupakan sesuatu yang berharga bagi suatu wilayah. Sebab, keamanan akan menjamin jalannya pembangunan yang menyasar pada kesejahteraan masyarakat, termasuk jaminan bagi investor untuk berinvestasi.

"Kita tahu betapa mahalnya aman ketika kita tidak aman, siapa yang mau invest di Afghanistan saat ini, Pak?" tanyanya kepada seluruh peserta rapat.

Oleh karenanya, ia berharap seluruh elemen masyarakat, diawali oleh kepala daerah dan pimpinan lainnya, untuk menjaga situasi tetap kondusif dan aman. Baginya, kestabilan politik dan keamanan akan sangat mempengaruhi kesuksesan pembangunan di suatu wilayah. "Kita terus jaga the most important capital, modal terpenting untuk membangun Aceh itu adalah keamanan dulu," tandasnya.

Terkait otonomi daerah, Mendagri mengatakan, hadirnya sistem otonomi daerah yang merupakan antitesis dari sistem pemerintahan yang bersifat sentralistik, merupakan bukti kepercayaan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah (Pemda) untuk mengurus urusannya sendiri. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan ruang bagi daerah untuk berinovasi dan menyejahterakan rakyatnya.

"Kita juga melihat bahwa spirit di Aceh yaitu untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat dan adanya percepatan pembangunan itu ditandai dengan perdamaian, ini adalah sangat luar biasa," Mendagri mengungkapkan. (johara) 

ADVERTISEMENT

Reporter: Agus Johara
Editor: Winoto
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT