JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Ahli psikologi forensik Reni Kusumawardhani menyebut, kekerasan seksual yang dialami Putri Candrawathi memiliki kesesuaian dengan indikator keterangan yang kredibel.
"Dalam laporan kami ada satu kesimpulan yang berbunyi bahwa keterangan ibu Putri Candrawathi terkait dengan peristiwa di Magelang, itu bersesuaian dengan indikator keterangan yang kredibel," kata Reni dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J), Rabu (21/12/2022).
Ia menjelaskan, kesimpulan itu diambil menyesuaikan dengan proses kredibilitas asesmen yang ada di dalam riset.
Menurutnya ada tujuh indikator untuk memutuskan atau menyimpulkan kredibel atau tidak kredibel.
"Pada keterangan ibu Putri memenuhi ketujuhnya. Jadi yang pertama ada detail informasi yang cukup tentang apa yang terjadi," ujar Reni.
"Ada verifiability of detail, akurasinya bisa bersesuaian karena ada situasi yang mendukung, kemudian diinformasikan oleh pihak yang lain," tambahnya.
Reni mengungkapkan, momen pada saat Ricky dan Bharada E mendengar Putri Candrawathi menangis lewat telepon.
"Dari Ricky, saudara Richard mengatakan dapat telepon ibu menangis pada saat yang bersesuaian," jelas Reni.
Lebih lanjut, dia menambahkan momen ketika Susi mendengar Putri menangis hingga suara pintu kaca (kamar Putri) dibuka dan ditutup kembali.
"Lalu ada informasi dari Pak Kuat bahwa Yosua celingukkan dan itu timing-nya jika kita coba di dalam sirkumstansial evidence itu saling berkesinambungan, relevan dan konsisten," kata Reni.
Reni menambahkan, keterangan dari istri Ferdy Sambo itu memenuhi detail dan bisa dibuktikan bersama kesaksian yang lain.