Kaesang Pangarep dan Erina Gudono menggunakan busana Solo Basahan di acara Ngunduh Mantu. (YouTube/Presiden Joko Widodo)

Sental-Sentil

Ngundhuh Mantu di Puro Mangkunegaran, Jokowi Renggang dengan Kraton Solo?

Selasa 13 Des 2022, 08:48 WIB

SELAMAT untuk Mas Kaesang Pangarep dan Mbak Erina Gudono. Acara pernikahannya semua berlangsung lancar dan meriah. Baik akad nikah dan resepsi di Jogja, maupun ngundhuh mantu di Puro Mangkunegaran tampak begitu indah. Semoga berkah.

Ngundhun mantu adalah tradisi Jawa, yakni penerimaan pihak orang tua pengantian pria terhadap mantunya (mempelai wanita). Acara bisa digelar dengan perayaan dengan menghadirkan tamu undangan.

Kini, yang masih tersisa adalah pertanyaan, mengapa acara ngundhuh mantu dilakukan Jokowi di Puro Mangkunegaran? Bukan di Kraton Kasunanan Surakarta, alias Kraton Solo?

Ya mungkin saja ada yang jawab: “Suka-suka Pak Jokowi dong. Mau dimana kek, terserah.” Tapi, masih ada yang perlu diingat, di sisi lain Jokowi adalah Presiden RI. Pejabat negara, pejabat publik. Hak warga negara untuk mengkritisi pejabat negara.

Maka wajar kalau ada yang mempertanyakan kenapa acara ngundhuh mantu digelar di Puro Mangkunegaran, dan bukan di Kraton Solo?

Dalam sejarah, Kasunanan Surakarta dan Mangkunegaran, adalah satu trah. Yakni keluarga Kraton Surakarta. Lantas di zaman Belanda berkuasa, ada pembagian untuk Pangeran Sambernyowo, kemudian berdiri Mangkunegaran dengan wilayah tertentu.

Soal ngundhuh mantu tadi, bukan mencari-cari masalah. Yang telihat di permukaan selama ini, tampak Jokowi lebih akrab dengan Mangkunegaran. Hampir tak terdengar Jokowi mendatangi atau ada acara di Kraton Solo. Apakah memang Jokowi renggang hubungannya dengan Kraton Solo.

Bagaimanapun, Jokowi adalah Presiden RI, yang punya kewajiban bersikap mempersatukan, lebih jauhnya juga sikap ambeg adil paramarta (bersikap adil pada semuanya).

Jokowi bukan berarti tidak dekat dengan keluarga trah Kraton Solo. Bahkan Jokowi sangat dekat, yakni dengan BRA Mooryati Soedibyo. Tokoh sepuh pendiri Mustika Ratu ini juga diangkat Jokowi menjadi anggota Wantimpres, kemudian digantikan putrinya, yakni Putri Kuswisnuwardhani.

Dulu saat terjadi perpecahan di lingkungan Kraton Solo, dan muncul dua raja, BRA Mooryati Soedibyo berada di pihak raja KGPH Tejowulan, kratonnya di rumah BRA Mooryati. Sementara yang di Kraton Solo ingkang jumeneng  KGPH Hangabehi, yang didukung pihak GKR Wandansari (Gusti Moeng) dll.

Perpecahan itu cukup lama dan sudah terjadi rekonsiliasi. Gusti Tejowulan mengakui Gusti Hangabehi yang berhak menyandang gelar Paku Buwono XIII.

Meski ada rekonsiliasi, rasanya kerenggangan masih ada. Pihak Gusti Moeng yang masih tetap menguasai Kraton Solo. Mungkin, karena itu pihak Jokowi juga ikut renggang  dengan Kraton Solo yang ini. Sehingga acara ngundhuh mantu tidak dilakukan di Kraton Solo.

Yang mengagetkan pula, beberapa waktu lalu, pihak pejabat Pemkot Solo, memberi arahan kalau mau lihat kraton, ke Mangkunegaran saja. Mengagetkan, karena Kraton Solo tentu lebih besar dan obyek wisata yang lebih tua serta luas.

Ya, mungkin itu dampak kerenggangan yang dulu terjadi. Kerenggangan itu pula kiranya yang meliputi pihak Jokowi, sehingga ngundhuh mantu lebih nyaman dilakukan di Mangkunegaran.

Sekali lagi, selamat Mas Kaesang dan Mbak Erina. Semoga samawa. (winotoAnung)

Tags:
ngundhuh mantujokowiMangkunegaranKraton Solorenggang

Administrator

Reporter

Administrator

Editor