JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Joko Widodo (Jokowi) meminta para menteri untuk mengantisipasi dan memaksimalkan informasi cuaca dari BMKG sebagai peringatan dini dan mitigasi bencana.
Pernyataan tersebut disampaikan Jokowi saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna (SKP), di Istana Negara, Selasa (6/12).
“Yang pertama, antisipasi bencana, cuaca ekstrem, dan yang berkaitan dengan keselamatan lalu lintas. Agar kita semuanya memberikan perhatian, memaksimalkan informasi cuaca dari BMKG sebagai peringatan dini dan juga mitigasi bencana di seluruh daerah yang memiliki potensi bencana harus diperhatikan,” kata Jokowi dalam sidang kabinet, mengutip dari laman Sekretariat Kabinet Republik Indonesia.
Jokowi ingin memastikan bahwa negara benar-benar hadir dalam penyaluran bantuan dan rekonstruksi bangunan terdampak dari beberapa kejadian bencana alam yang terjadi, misalnya gempa bumi di Cianjur dan erupsi Gunung Semeru.
Kemudian, Jokowi mengingatkan para menteri untuk waspada terhadap krisis keuangan, seperti ekspor yang menurun hingga krisis pangan pada tahun 2023.
“Hati-hati mengenai ini, karena nanti bisa larinya pada masalah sosial dan politik. Sehingga utamanya yang berkaitan dengan beras betul-betul hitung-hitungannya itu, betul-betul hitung-hitungan lapangan," ujar Jokowi.
Jangan sampai perhitungan kita keliru, sehingga kita tidak menyiapkan reserve (cadangan) dan pada suatu titik cadangan kita habis, dilihat oleh pedagang, dan akhirnya harga beras pasti akan naik. Ini supply dan demand pasti akan menyimpulkan itu,” sambungnya.
Kemudian, Jokowi menyebut kebijakan yang berkaitan dengan hidup orang banyak harus dikalkulasi.
Lebih lanjut, Jokowi meminta seluruh kementerian, lembaga, pemerintah daerah untuk segera memulai belanja modal dan belanja sosialnya.
Jokowi menekankan kunci pertumbuhan ekonomi di tahun 2023, selain belanja konsumsi dan pengendalian inflasi adalah dengan meningkatkan investasi.
“Tidak bisa ditawar-tawar lagi karena ini sangat mempengaruhi growth kita, sehingga yang namanya hilirisasi industri itu konsisten terus akan kita lakukan. Tadi pagi, kita sudah berbicara mengenai, setelah nikel, tadi pagi kita telah berbicara mengenai bauksit. Dan, segera kita putuskan kapan akan kita larang ekspor bahan mentah dari bauksit,” tutur Jokowi.
Jokwoi juga meminta kementerian terkait untuk melihat peluang pasar yang memiliki permintaan yang sama.
“Kalau pasar-pasar besar kita, baik Tiongkok maupun Amerika permintaannya turun, demand-nya agak menurun atau drop, ya mestinya Kementerian Perdagangan bisa menggeser, mengalihkan ke negara-negara lain yang kira-kira memiliki permintaan yang sama,” ucap Jokowi.
Menurutnya, produk-produk yang dimiliki Indonesia memiliki potensi besar di Indonesia.
Namun, hal tersebut belum dilakukan pendekatan ke sana. Selain itu, Jokowi mengatakan bahwa kunjungan wisatawan asing harus didorong.