ADVERTISEMENT

Gelar Piala Dunia Termahal, Mengapa Qatar Begitu Kaya Padahal Wilayahnya Kecil?

Selasa, 22 November 2022 22:52 WIB

Share
Ibukota Qatar, Doha menjelang Piala Dunia 2022 (Foto: Twitter/roadto2022en)
Ibukota Qatar, Doha menjelang Piala Dunia 2022 (Foto: Twitter/roadto2022en)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Sebelum Perang Dunia II, penduduk Qatar terlibat dalam produksi mutiara, perikanan, dan perdagangan. Qatar pada masa ini merupakan salah satu yang termiskin di dunia.

Namun, pada tahun 1970-an, penduduk asli Qatar menikmati salah satu pendapatan per kapita tertinggi di dunia, meskipun pendapatan selanjutnya menurun karena fluktuasi harga minyak dunia. 

Menurut Ilmupengetahuanumum.com, pendapatan perkapita Qatar yang sangat tinggi yaitu sebesar USD 124.100,- (2017). Jumlah ini menjadikan negara kecil di semenanjung Arab itu sebagai salah satu negara terkaya di dunia. 

Kini, pendapatan perkapita Qatar senilai USD 93,521, berdasarkan halaman Worlddata.info, berada di urutan keempat sebagai negara terkaya di bawah Amerika Serikat, Singapura, dan Irlandia dalam urutannya.

 

Konsesi minyak asli Qatar diberikan kepada Iraq Petroleum Company (IPC), sebuah konsorsium perusahaan Eropa dan Amerika. Konsesi ini dan selanjutnya dinasionalisasi pada tahun 1970-an.

Sementara badan pemerintah Qatar Petroleum (sebelumnya Qatar General Petroleum Corporation) mengawasi operasi minyak dan gas, perusahaan swasta terus memainkan peran penting sebagai perusahaan jasa.

Menurut Forbes, Qatar mengabiskan dana seberar USD 220 miliar selama sepuluh tahun untuk persiapan Piala Dunia 2022. Pejabat pemerintah tidak pernah mengonfirmasi jumlahnya, tetapi pada 2017, menteri keuangan Qatar mengatakan negara itu menghabiskan USD 500 juta per minggu untuk modal proyek.

Hal ini menjadikan Piala Dunia 2022 di Qatar sebagai ajang Piala Dunia termahal sepanjang sejarah. (*)

 

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT