QATAR, POSKOTA.CO.ID - Negara Qatar kini menjadi sorotan dunia karena menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.
Tidak hanya itu, Piala Dunia 2022 di Qatar disebut sebagai gelaran Piala Dunia termahal dalam sejarah sepak bola. Menurut Forbes, Qatar telah menggelontorkan dana senilai USD 220 milyar, atau setara dengan Rp3.499 triliun rupiah untuk persiapan Piala Dunia yang dilakukan selama sepuluh tahun.
Lalu, mengapa negara Qatar begitu kaya, padahal wilayahnya terbilang kecil?
Sebagai infomasi, luas wilayah Qatar 11.586 km persegi dengan jumlah penduduk 2.444.174 jiwa pada tahun 2020.
Qatar terletak di Asia Barat dan merupakan semenanjung kecil dengan Arab Saudi di selatannya, serta Uni Emirat Arab dan Bahrain berada di dekatnya, semua pantai di negara ini. Teluk Persia. 80 persen penduduk tinggal di ibukotanya, Doha.
Warga negara Qatar berbicara bahasa Arab tetapi karena banyaknya ekspatriat di sana, bahasa Inggris umum digunakan.
Jika Anda menebak bahwa pendapatan terbesar Qatar berasal dari minyak bumi dan gas alam, maka itu benar adanya.
Dilansir dari Britannica, kemakmuran ekonomi Qatar bebrasal dari ekstraksi dan ekspor minyak bumi dan gas alam yang ditemukan pada tahun 1939, dan pertama kali diproduksi pada tahun 1949.
Sebelum Perang Dunia II, penduduk Qatar terlibat dalam produksi mutiara, perikanan, dan perdagangan. Qatar pada masa ini merupakan salah satu yang termiskin di dunia.
Namun, pada tahun 1970-an, penduduk asli Qatar menikmati salah satu pendapatan per kapita tertinggi di dunia, meskipun pendapatan selanjutnya menurun karena fluktuasi harga minyak dunia.
Menurut Ilmupengetahuanumum.com, pendapatan perkapita Qatar yang sangat tinggi yaitu sebesar USD 124.100,- (2017). Jumlah ini menjadikan negara kecil di semenanjung Arab itu sebagai salah satu negara terkaya di dunia.
Kini, pendapatan perkapita Qatar senilai USD 93,521, berdasarkan halaman Worlddata.info, berada di urutan keempat sebagai negara terkaya di bawah Amerika Serikat, Singapura, dan Irlandia dalam urutannya.
Konsesi minyak asli Qatar diberikan kepada Iraq Petroleum Company (IPC), sebuah konsorsium perusahaan Eropa dan Amerika. Konsesi ini dan selanjutnya dinasionalisasi pada tahun 1970-an.
Sementara badan pemerintah Qatar Petroleum (sebelumnya Qatar General Petroleum Corporation) mengawasi operasi minyak dan gas, perusahaan swasta terus memainkan peran penting sebagai perusahaan jasa.
Menurut Forbes, Qatar mengabiskan dana seberar USD 220 miliar selama sepuluh tahun untuk persiapan Piala Dunia 2022. Pejabat pemerintah tidak pernah mengonfirmasi jumlahnya, tetapi pada 2017, menteri keuangan Qatar mengatakan negara itu menghabiskan USD 500 juta per minggu untuk modal proyek.
Hal ini menjadikan Piala Dunia 2022 di Qatar sebagai ajang Piala Dunia termahal sepanjang sejarah. (*)