Kematian 1 Keluarga di Citra Garden Temui Titik Terang, Saksi Kunci: 2 Korban Sudah Tewas Sejak Bulan Mei 2022

Senin 21 Nov 2022, 21:27 WIB
Polisi saat melakukan olah tkp lanjutan di rumah satu keluarga yang tewas di Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat. (Foto: Pandi)

Polisi saat melakukan olah tkp lanjutan di rumah satu keluarga yang tewas di Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat. (Foto: Pandi)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kematian sekeluarga di Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat semakin menemukan titik terang. 

Polisi  telah menemukan jejak baru usai penyelidikan mendalam.

Keempat korban yakni Rudyanto Gunawan (71) dan Renny Margaretha (68), pasangan suami istri. Kemudian Dian Febbyana (42) anaknya, dan Budyanto Gunawan (69) adik kandung Rudyanto.

Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hangky Haryadi mengatakan, korban Rudyanto dan istrinya, Renny Margaretha,  diduga telah meninggal sejak Mei 2022.

Hal tersebut terungkap setelah penyidik menemukan petunjuk bahwa salah satu korban pernah menghubungi beberapa pihak terkait penjualan barang.

Dari beberapa pihak yang dihubungi korban, penyidik lalu menemukan satu nomor dan kemudian dilakukan penyelidikan.

"Salah satu nomor ini kemudian kita telusuri, kita ambil keterangan saksi, akhirnya kita memperoleh tiga orang saksi penting dalam penyelidikan kami," ujarnya kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Senin (21/11/2022).

Hengky mengungkapkan, salah satu saksi yang tidak bisa disebutkan namanya tersebut adalah mediator jual beli rumah. 

Saksi tersebut lalu mengajak rekannya, yang juga sesama mediator penjualan rumah.

Saat itu almarhum Budyanto secara intens menghubungi mediator  penjualan rumah.

Rumah itu mau dijual oleh adik kandung almarhum Rudyanto tersebut.

"Kemudian karena waktu itu sempat putus asa tidak ketemu siapa pembelinya, karena akan dijual seharga Rp 1,2 miliar," kata Hengky.

Ada yang janggal dalam proses penjualan rumah tersebut.

Saat itu almarhum Budyanto langsung menyerahkan setifikat asli.

"Kemudian karena waktu sempat putus asa tidak ketemu pembelinya siapa yang ingin seharga Rp 1,2 miliar, akhirnya dikembalikan sertifikat itu kepada almarhum Budyanto ini. Tetap ditolak, suruh pegang lagi," beber Hengky.

Lanjut Hengky, pada 13 Mei 2022, mediator bertemu dengan salah satu pegawai simpan pinjam.

Di sana sertifikat rumah tersebut berencana akan digadaikan.

"Oleh karena itu pegawai koperasi simpan pinjam ini tertarik. mengingat lokasi perumahan ini memiliki NJOP yang tinggi. Pembayaran simpan pinjam itu meminta 50% NJOP, baik rumah maupun tanah," bebernya.

"Pada saat lima orang datang ke seputaran rumah, dua mediator, satu dari petugas atau pegawai dari koperasi simpan pinjam ini datang ke depan rumah, sama-sama masuk ke rumah yang menjadi TKP ini, pada saat itu diterima oleh almarhum Budyanto," tambah Hengky.

Saat membuka gerbang, petugas penjualan rumah kaget karena bau busuk yang menyengat.

Mereka kemudian menanyakan bau busuk di rumah tersebut sambil meminta memperlihatkan sertifikat rumah kepada Dian.

"Ternyata sertifikat ini atas nama almarhumah Renny, nyonya Renny Margaretha," ungkap Mantan Kapolres Metro Jakbar itu

Petugas lalu diajak masuk ke dalam rumah. Bau busuk saat itu semakin menyengat.

Mereka lantas menanyakan keberadaan almarhum Renny Margaretha, selaku nama di sertifikat rumah tersebut.

Dian lalu menyuruh petugas agar jangan menyalakan lampu. Saat itu lampu rumah sedang mati.

"Pada saat dibangunkan untuk mengecek sertifikat
ini, dipegang-pegang agak gemuk, agak curiga. Tanpa sepengetahuan Dian, salah satu korban pegawai koperasi simpan pinjam ini menghidupkan flash HP nya. Begitu diliat langsung yang bersangkutan teriak takbir Allahuakbar. Ini sudah mayat di tanggal 13 Mei," terangnya.

Mereka lantas mengurungkan niat untuk melakukan proses gadai rumah itu sambil mengajak dua orang mediator.

Kemudian almarhum Budyanto sempat berteriak dan memohon kepada petugas agar temuan tersebut jangan dilaporkan ke siapa pun.

"Dan ternyata tidak dilaporkan. Ini yang kami sesalkan, seharusnya kita semua sebagai warga masyarakat tidak boleh permisif. Kejadian seperti ini agar dilaporkan saja," ucap Hengky.

Keterangan tersebut lalu dicocokkan dengan keterangan saksi-saksi yang ada, untuk memastikan kejadian 13 Mei itu cocok dari segi waktu.

Polisi bahkan meminta bukti data bahwa saksi yang tidak mau disebutkan namanya itu, berkunjung saat 13 Mei 2022.

Mereka kemudian menunjukkan bukti-bukti tersebut melalui data dan rekam jejak digital.

"Saat di dalam kamar, tadi saya sudah menyampaikan, pada saat pegawai koperasi simpan pinjam ini menyatakan bahwa ini sudah menjadi mayat, jawaban dari pda (almarhum) Dian, Ibu saya ini masih hidup, tiap hari masih saya berikan minum susu. Kemudian sambil menyisir karena rambutnya rontok semua. Jadi ini petunjuk pertama," Hengky menyatakan.

Di dalam rumah itu, penyidik menemukan dua handphone.

Kedua alat komunikasi tersebut digunakan oleh keempatnya. Dua orang menggunakan satu handphone.

Di alat komunikasi tersebut,  saat diperiksa, terdapat aplikasi pedulilindungi atas atas nama masing-masing jenazah.

"Kemudian kami temukan komunikasi satu arah dari satu Hp ke Hp yang lain. Jadi banyak sekali kata-kata berisi tentang emosi yang bersifat negatif," ungkap Hengky.

Temuan itu pun, imbuhnya, sedang didalam bersama pihak yang Hengki sebut tim interkolaborasi forensik (Absifor).

Hal tersebut dilakukan untuk menemukan petunjuk lebih dalam terkait apa saja kegiatan  di dalam rumah, maupun temuan di handphone.

Penyidik bersama ahli Forensik sampai mencari rekam jejak lain, salah satunya DNA apakah ada pihak keluar yang keluar masuk rumah.

Ternyata hasil DNA dari bercak-bercak yang ditemukan tidak menunjukkan adanya pihak luar.

"Hasil olah TKP kemarin ternyata tidak ditemukan jejak-jejak yang lain di luar empat penghuni ini. Tidak ditemukan bercak-bercak darah, termasuk di lantai dua. kemudian semua pintu pada saat pertama kali masuk dan juga keterangan saksi itu dikunci dari dalam," tukas Hengky.

"Termasuk di dalam kamar yang paling depan, itu berisi nyonya Renny dan Dian, itu dalam satu kamar, ibu dan anak satu kamar, dan ini dikunci dari dalam. Kemudian kita lihat bagaimana kami jelaskan tadi ternyata barang-barang ini bukan dicuri, tapi dijual," sambungnya.

Hingga kini kematian sekeluarga itu masih misterius. Hengky mengaku belum mengetahui motif tewasnya empat orang itu.

"Ini belum merupakan suatu kesimpulan, bahwa motif terjadinya pencurian dan perampokan, sementara ini sangat kecil kemungkinan," sebutnya.

Sebelumnya diberitakan, warga Perumahan Komplek Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat, digegerkan dengan adanya penemuan mayat empat orang sekeluarga, Kamis (10/11/2022).

Penemuan sekeluarga tewas tersebut pertama kali ditemukan berawal dari adanya bau menyengat yang timbul. Warga bersama petugas lalu berinisiatif mendobrak pintu rumah.

Ditemukan satu mayat di ruang tamu, dua mayat di dalam kamar, dan satu mayat di bagian belakang. 

Berita Terkait

News Update