BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Kepala sekolah SMA Negeri 3 Kota Bekasi, Reni Yosefa angkat bicara terkait dugaan pungutan liar (pungli) di sekolahnya, hingga ramai dijagat maya.
Reni mengungkapkan, SMA N 3 Kota Bekasi merupakan salah satu sekolah dengan banyak prestasi.
Tak jarang, untuk meningkatkan prestasi tersebut, pihak sekolah mengandalkan dana dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Biaya Operasi Pendidikan Daerah (BOPD).
Lebih lanjut untuk meningkatkan prestasi, dikatakan Reni agar ada dana partisipasi.
"Tentu ada dana-dana partisipasi sumbangan-sumbangan orang tua yang perlu kita minta partisipasi, karena orang tua ini anaknya sekolah disini," ujar Reni, Kamis (17/11/2022).
Untuk mempertemukan para orang tua nantinya pihak komite sekolah melakukan musyawarah untuk mendengarkan aspirasi.
Dari hal itulah, dikatakannya usai menyusun program peningkatan prestasi, munculah angka angka yang ramai diperbincangkan di sosial media.
"Nah kemudian apakah itu iuran? Bukan, sekali lagi dijelaskan disini adalah sumbangan dari orang tua siswa yang menitipkan anaknya sekolah disini harus ikhlas," ungkapnya.
Adapun sumbangan tersebut keluar dari ketersediaan kemampuan para orang tua hingga tidak ada paksaan.
"Yang ketiga tidak ada paksaan dan kewajiban, itu pesan yang bisa saya sampaikan dari hasil rapat pak komite dengan orang tua," jelasnya.
Sebelumnya, beredar salah satu akun Twitter, menulis adanya dugaan pungutan di sekolah SMAN 3 Kota Bekasi.
"@disdik_jabar SMAN 3 BEKASI menetapkan pungutan sebesar Rp 4.750.000 dan biaya SPP 350.000 per siswa kelas X. Apakah hal ini sepengetahuan dan ijin @disdik_jabar? Apakah diperbolehkan @ridwankamil," tulis salah satu akun tersebut.
Dari jumlah angka yang viral di sosial media, dikatakan Reni bila angka tersebut merupakan kebutuhan anggaran.
"Ternyata diviralkan muncul begini, sekian-sekian, Jadi angka itu muncul supaya orang tua tahu berapa sih anggaran sekolah yang dibutuhkan lalu orang tua akan berpikir berapa saya bisa menyumbang," pungkasnya. (Ihsan Fahmi).