Ya Ampun, Ratusan Mahasiswanya Terjerat Pinjol, IPB Bentuk Posko Pelaporan

Selasa 15 Nov 2022, 16:33 WIB
Ilustrasi pinjol (Foto: pexels)

Ilustrasi pinjol (Foto: pexels)

BOGOR, POSKOTA.CO.ID - Mendapati kabar ratusan mahasiswanya terjerat Pinjaman Online (Pinjol), Institut Pertanian Bogor (IPB) buka posko pengaduan, Selasa (15/11/2022).

Kabiro Komunikasi IPB, Yatri mengatakan, pihaknya amat prihatin mendapat kabar tersebut.

"Pada saat ini sedang kami lakukan penelusuran, crosscheck data dan mencari apa yang sebetulnya yang menjadi penyebab mahasiswa kami ini harus berhadapan dengan pinjol," ungkapnya kepada wartawan. 

Proses penelusurannya, kata Yatri, saat ini sedang berlangsung.

"Jadi sekarang ini sedang di crosscheck data-datanya dari para dekan, paling besok kami baru bisa mengambil kesimpulan dari data-data yang disampaikan " ucapnya. 

Sementara itu, pihak Kampus IPB pun terus mencoba berkoordinasi lintas lembaga untuk memberikan perlindungan terhadap mahasiswanya.

"Apalagi yang sampai dihampiri oleh debt collector," kata Yatri.

Nantinya, pihak Kampus IPB pun akan berkoordinasi dengan lembaga lainnya yang berkompeten terkait pinjaman online ini.

Yatri menyebut, pertama kali pihaknya mengetahui bahwa banyak mahasiswa IPB yang terjerat pinjaman online berawal dari laporan salah seorang orangtua dari mahasiswa tersebut. 

"Ada orangtua yang bercerita, dari orangtua, kalau mahasiswa gak ada yang bercerita, karena saya melihat ini sebagai kenakalan bebas, kalau tidak dibuka memang tidak akan terkuak. Memang Sementara ini data sedang kami telusuri dan mungkin bisa lebih banyak dari yang kami duga," tuturnya.

Yatri pun mengatakan, fenomena pinjol ini bisa saja terjadi di luar kampus IPB dan menyasar banyak pihak. 

"Ini bisa saja terjadi dimana-mana sebetulnya fenomena ini, yang kemudian bisa menjadi pelajaran untuk kita supaya agar supaya berhati-hati dengan pinjol, tidak semudah itu memutuskan mengambil pinjaman," kata Yatri.

Kepada Kampus, para mahasiswa mengaku melakukan pinjol guna mengikuti investasi.

"Sementara ada yang (ngaku) mau ikut investasi, tapi ternyata tertipu, umumnya itu yang paling banyak. Memang ada yang untuk kepentingan pribadi tapi tidak terlalu banyak, ada hal-hal yang mengancam juga, jadi ini sedang kami coba telusuri, mungkin besok baru ada datanya secara lengkap," kata Kabiro Komunikasi IPB ini.

Adapun besaran nominal pinjaman yang menjerat para mahasiswa ini bervariasi, mulai dari Rp2 juta hingga Rp20 Juta.

"Dilakukan dari kapan ini belum lengkap, ada yang baru beberapa bulan, di mulai dari tiga bulan yang lalu, umumnya dua sampai tiga bulan," ujarnya. 

Secara data kasar, pihak kampus telah mendata sedikitnya ada 150 mahasiswa yang terjerat aplikasi pinjam online ini.

"Kita baru data kasar ya, total itu ada sekitar 150an, tapi kami sedang telusuri lagi, menunggu di posko pengaduan, barangkali ada yang melaporkan diri terkait dengan kasus ini," sambung Yatri.

Atas adanya permasalahan tersebut, Yatri pun mengaku bakal memberikan perlindungan terhadap para mahasiswanya.

"Insya Allah akan kami siapkan untuk pendampingan hukum, tentu saja, karena kan mereka juga gak mungkin maju sendiri-sendiri, jadi menurut kami lebih baik maju bersama-sama. Jadi nanti kami akan lakukan pendampingan sampai kasus ini tuntas," sambung Yatri.

Saat ini, pihak IPB sendiri telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian secara non formal.

"Secara non formal (sudah), nanti secara formal akan kami lakukan lebih lanjut," tegasnya.

Kampus bertaraf negeri ini pun telah menyiapkan langkah selanjutnya guna menuntaskan permasalahan yang melibatkan para mahasiswanya.

"Tentu yang pertama mencari solusi secara singkat untuk kasus ini, memang nanti kaitannya akan mungkin laporan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). kami akan konsultasi juga dengan OJK itu untuk penanganan kasusnya," lanjut Yatri.

Kemudian adapun langkah preventif yang akan dilakukan adalah kami menggencarkan kampanye literasi keuangan bagi mahasiswa, supaya tidak mudah meminjam secara online.

"Kadang-kadang ada kebocoran data pribadi juga, kemudian mungkin dimanfaatkan oleh orang lain. Ini ada beberapa kasus. Jadi ini nanti, fakta-fakta ini nanti kami akan coba kompilasi, baru kemudian mencari solusi untuk masing-masing alasan," sambungnya.

Pihak IPB pun berharap mendapat dukungan dari lembaga terkait untuk penyelesaian kasus ini secara cepat. 

"Harapan kami orangtua untuk tetap tenang agar tidak gundar dan gelisah, karena kami akan tetap akan membantu putra-putri mereka untuk menyelesaikan kasus ini. Dan buat mahasiswa, kami berharap untuk berhati-hati lagi, tidak semberono untuk memanfaatkan mode-mode pinjaman seperti ini," pungkasnya. (panca)

Berita Terkait

News Update