Pengantar: Memperingati Hari Pahlawan tak sebatas seremoni dan mengheningkan cipta, tetapi aksi nyata “kepahlawanan” dalam kehidupan sehari-hari. Dalam rangkaian peringatan Hari Pahlawan, saya sajikan tiga tulisan (berseri) di kolom ini. (Azisoko).
“Dapat memberi nilai tambah bagi lingkungan sekitar, mampu membawa perubahan serta berani mengungkap kejujuran adalah nilai – nilai kepahlawanan di era kekinian.” -Harmoko-
Pahlawan dulu dan kini tentu berbeda. Tidak saja berbeda masanya ( zamannya), juga tantangan yang dihadapi, serta bentuk perjuangan yang harus dilakukan. Persoalan besar yang sekarang dihadapi bangsa ini adalah beragam ancaman seperti krisis energi dan pangan, resesi ekonomi dan keuangan. Di bidang politik, ancaman pembelahan bangsa akibat menajamnya beda pilihan dan dukungan.
Ini dua masalah besar yang harus segera disikapi dan dicarikan solusinya, disamping berbagai persoalan yang masih berakar seperti kemiskinan, kesenjangan dan ketidakadilan dalam kesejahteraan, layanan kesehatan, pendidikan, perizinan, penegakan hukum. Belum lagi soal KKN, radikalisme dan intoleransi.
Diperlukan kehadiran pahlawan-pahlawan era kini, orang – orang yang berjuang mengatasi berbagai persoalan besar tadi. Orang – orang yang mampu mengembangkan kreasi dan inovasi demi memajukan negeri guna kesejahteraan rakyatnya, bukan pejabatnya.
Era pandemi Covid-19 telah mengajarkan kepada kita dengan munculnya banyak sekali pahlawan penyelamat bangsa. Tampilnya pejuang kesehatan mulai dari dokter, tenaga medis hingga warga masyarakat yang rela mengorbankan dirinya demi keselamatan orang lain.
Ini menggambarkan bahwa pahlawan bukan sekadar mitos, tetapi aksi nyata dari mereka yang secara terus menerus menemukan kreativitas dalam memberikan nilai tambah bagi kehidupan masyarakat.
Tidaklah sulit menampilkan sosok pahlawan era kini guna mengatasi berbagai persoalan besar bangsa, sepanjang ada kemauan dan keikhlasan, mau bekerja keras dengan mengedepankan integritas, mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, di atas kepentingan pribadi.
Di tengah beragam ancaman, semakin dibutuhkan pejuang sejati yang tulus tanpa pamrih membela kaum lemah dan tidak berdaya akibat tekanan ekonomi dan politik. Tanpa pamrih mengentaskan masyarakat dari kemiskinan, ketertinggalan dan ketidakadilan. Tanpa berharap balas jasa, berjuang mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan peradaban umat manusia.
Dalam konteks pembangunan bangsa seperti sekarang ini, kategori pahlawan adalah para elite, pejabat yang memiliki integritas moral, berkeadilan dan berpihak kepada masyarakat. Pejabat yang tidak korupsi, tidak menyalahgunakan kekuasaan, tidak mengatasnamakan rakyat untuk kepentingan kerabat. Tidak memberi peluang merebaknya oligarki dalam tubuh pemerintahan sebagai bayang – bayang kekuasaan.
Marilah menjadi pahlawan sejati yang memiliki jiwa dan mentalitas keterpanggilan untuk rela berjuang demi kedaulatan dan masa depan bangsa. Pahlawan sejati tidak pernah menggadaikan kedaulatan negara dan bangsanya untuk kepentingan dirinya, keluarganya dan kerabatnya, apalagi melebarkan sayap bisnisnya.
Sebagai pejabat dan pimpinan di level manapun, hendaknya meneladani sikap selalu mengabdi pada kemanusian, membela mereka yang lemah, tertindas dan terampas hak –haknya, baik di bidang politik, sosial dan ekonomi.
Level tertinggi keteladanan kepahlawanan memang sudah seharusnya dilakukan para elite yang mencintai negeri ini. Pemimpin harus bijak dan mrantasi gawe – mampu menuntaskan semua masalah, apapun masalahnya. Karena pemimpin tentu di atas segalanya, telah tercerahkan jiwanya.
Bagi rakyat, yang paling sederhana adalah bagaimana menjadi pribadi yang memberi dampak positif dalam bidang apa pun. Mampu memberi nilai tambah bagi lingkungan sekitarnya seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.
Jika disarikan, nilai – nilai kepahlawanan yang dibutuhkan sekarang adalah rela berkorban memperjuangkan kebenaran dan keadilan, rela menanggalkan ego pribadi untuk kepentingan umum, memberi nilai tambah bagi lingkungan sekitar, mampu membawa perubahan serta berani mengungkap kejujuran.
Nilai – nilai ini sejatinya merupakan jati diri bangsa Indonesia yang secara turun temurun sudah diterapkan para leluhur kita. Yang sudah tersurat secara jelas dan tegas dalam butir- butir pengamalan Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa kita, di era kapan pun.
Jadi kalau ditanya bagaimana pahlawan masa depan? Jawabnya adalah orang – orang yang mampu menggerakkan nilai – nilai Pancasila untuk membangun perekonomian, menumbuhkan harapan untuk mengembangkan potensi lokal baik dalam hal sumber daya alam, sumber daya manusia, adat dan budaya bangsa serta norma – norma yang hidup sebagai jati diri bangsa.
Ini semua demi kemandirian bangsa. Karena hanya kemandirian yang mampu mengatasi segala problema, menghadang segala gempuran, menyingkirkan awan gelap resesi global.
Marilah kita menjadi pahlawan bagi lingkungan sekitar, setidaknya bagi diri sendiri dan keluarganya dengan mencetak prestasi sesuai profesi yang digeluti. Terlebih melakukan perubahan bagi banyak orang.
Selamat Hari Pahlawan. (Azisoko)