BOGOR, POSKOTA.CO.ID - 5.603 Kepala Keluarga (KK) di Kota Bogor berada pada titik rawan bencana, 1.203 diantaranya harus segera pindah rumah, Kamis (27/10/2022).
Walikota Bogor, Bima Arya mengatakan pihaknya telah melakukan pendataan titik bencana di seluruh Kota Bogor.
"Saya sudah mendapatkan laporan dari seluruh wilayah, seluruh kecamatan di Kota Bogor, total ada 5.603 KK yang berada pada titik rawan," ungkapnya kepada wartawan.
Dari 5.603 KK, kata Bima, dibagi menjadi tiga kategori yang ditentukan dengan status tingkat kerawanan.
"Dibagi menjadi 3 kategori. Hitam itu harus dipindahkan karena berbahaya dan pernah terjadi (bencana) dan mengancam nyawa. Merah itu darurat dan bisa dilakukan (relokasi) secara bertahap dan kuning itu diawasi, untuk jangka panjang juga dipindahkan, Nah yang zona hitam itu ada 1.203 kk, merah 2.548 kk dan kuning ada 1.852 kk," paparnya.
Bima pun mengaku, pihaknya telah melakukan pemetaan lahan-lahan yang dapat digunakan untuk tempat relokasi rumah-rumah warga.
"Saat ini kami cek ada 3 lahan yang bisa dipakai untuk tempat relokasi, ada di bogsel ada 3 hektare, di Mulyaharja, lalu di tanah sareal di lahan yang semula direncanakan akan dibangun stoplet sukaresmi seluas 1,5 hektare dan di daerah utara, di Cimahpar ada sekitar 3.000 m²," ujarnya.
Tiga lahan ini, lanjut Bima, menjadi lahan tempat relokasi rumah-rumah di wilayah hitam yang harus segera dipindahkan.
"Jadi saya berikan waktu satu bulan untuk para camat agar melakukan komunikasi untuk daerah hitam, untuk pada waktunya nanti bergeser ke lahan-lahan tadi," kata Bima.
Selain dibangunkan di lahan yang baru, Pemkot Bogor pun, memiliki skenario lainnya, Bima menyebut akan membangun di lahan yang lama.
"Dengan catatan itu sudah aman secara teknis dan berdasarkan keterangan dari para ahli geologis, contohnya disini, kalo di tempat yang udah aman, bisa dibangun turapnya, saluran airnya. Airnya rumah-rumah yang dibawah itu nanti kita renovasi supaya lebih aman," pungkasnya. (Panca)