JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Isu perang bintang di tubuh internal Polri mencuat usai dua perwira tinggi berpangkat Inspektur Jenderal (Irjen atau jenderal bintang dua) terjerat dalam kasus kriminal. Mereka adalahFerdy Sambo dan Teddy Minahasa.
Sebagaimana diketahui, Ferdy Sambo telah menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan Brigadir J. Eks Kadiv Propam Polri itu juga diisukan terlibat dengan judi online atau konsorium 303.
Sementara Teddy Minahasa terjerat kasus peredaran narkoba. Namun, beredar isu liar bahwa penangkapan eks Kapolda Sumbar ini merupakan serangan balik dari geng Ferdy Sambo.
Isu perang bintang Polri itu dibahas oleh salah satu akun Instagram yang kerap membahas isu viral yaitu @jevuska. Akun dengan 679 ribu pengikut itu membahas keterkaitan isu konsorium 303 dengan penangkapan Teddy Minahasa dalam kasus narkoba lewat sebuah video.
"Perang Bintang, geng judi vs geng narkoboi," tulis akun Jevuska, dikutip pada Senin (16/10/2022).
Ia juga menyindir bahwa nantinya akan terjadi lagi perang bintang antar geng di dalam tubuh Polri.
"Geng tambang, geng lalu lintas, geng alkohol, geng rokok ilegal, dan geng geng lain nya belum join. Te D. Minahasa vs Fer D. Sambo???" sindirnya.
Akun @jevuska juga menyertakan video dengan narasi yang menjelaskan hubungan antara penangkapan Teddy Minahasa dengan dugaan praktik judi online Ferdy Sambo.
“Kapolda Jatim baru, Irjen Pol Teddy Minahasa yang dibekuk akibat perdagangan narkoba ternyata..... Merupakan sosok yang sebelumnya berperan penting membongkar kelompok mafia judi online,” tulis narasi dalam video tersebut.
“Yang dikenal dengan sebutan 'Konsorsium 303', kelompok mafia yang diduga dikuasai oleh Ferdy Sambo. Teddy merupakan orang yang paling keras menyatakan perang atas segala bentuk perjudian."
Disebutkan pula bahwa Teddy Minahasa telah berhasil membongkar 124 kasus judi online dengan 226 tersangka yang diduga termasuk jaringan Ferdy Sambo.
“Hal ini terbukti dari 124 kasus perjudian online yang akhir-akhir ini berhasil ia bongkar...dan berhasil menangkap tersangka sebanyak 226 orang yang diduga masuk dalam jaringan Ferdy Sambo,”
“Namun belum genap seminggu diangkat menjadi Kapolda Jawa Timur....Teddy malah ditangkap oleh Propam Kepolisian, divisi yang sebelumnya dipimpin oleh Ferdy Sambo atas kasus perdagangan barang bukti sabu sebesar 5 kilogram,” tulis narasi dalam video tersebut.
Menanggapi isu perang bintang Polri, pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel mengatakan bahwa itu bisa jadi benar adanya. Ia pun menyebut kemungkinan di tubuh Polri ada subgrup atau submabes yang bersaing.
"Di dalam organisasi kepolisian ada berbagai klik atau subgrup atau bahkan submabes. Kalau antar mereka saling berkompetisi secara konstruktif, silakan. Bagus. Masyarakat akan menerima faedahnya," kata Reza dalam keterangan tertulis, Minggu (16/10/2022).
Namun beda cerita jika kelompok yang ia maksud mulai bersaing dengan saling menyerang kelompok lainnya.
"Kalau antar mereka membangun rivalitas dengan cara destruktif atau toxic, ini berbahaya. Seolah yang mereka lakukan adalah kebaikan penegakan hukum. Namun yang terjadi sesungguhnya adalah praktik pemangsaan (predatory)," jelas Reza.
Dugaan perang bintang Polri, menurut akademisi dari Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) ini, sungguh merusak kerekatan dalam organisasi Polri yang akhirnya bisa merugikan masyarakat..
"Ini merusak kohesivitas organisasi. Kalau organisasi kepolisian sudah tidak kohesif, maka puncaknya adalah masyarakat yang merasakan mudaratnya," ujarnya.
Terkait kasus narkoba Teddy Minahasa, Reza menduga itu dilakukan untuk memperkaya diri. Ia juga menilai korupsi sudah menjadi ‘subkultur’ di organisasi kepolisian.
"Kemungkinan pertama, yang tipikal adalah jual beli barbuk sebagai cara instrumental untuk memperoleh harta. Corruption by greed. Penyimpangan sebagai ekspresi kerakusan. Disebut 'tipikal' karena korupsi merupakan salah satu subkultur menyimpang di seluruh organisasi kepolisian," kata Reza. (*)