BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Berkedok pengajian, dua orang kakek jadi korban pencabulan oleh orang yang mengaku sebagai guru spiritual atau dukun di Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Korban ialah SA (60) dan SU (61), kejadian pencabulan itu terjadi sejak tahun 2021.
SA menceritakan, awal pertemuan terjadi pada 2021, ia diajak oleh temannya kerumah pelaku diduga berkedok pengajian.
Kedatangannya, karena saat itu ia memiliki hutang dengan orang lain, dan dapat memperlancar rezekinya.
SA tertarik, karena iming-iming dukun berinisial ND tersebut dapat menyelesaikan masalahnya.
"Saya di ajak teman, kirain disana benar tempat untuk saya berguru, disitu sebenar nya bukan pengajian, hanya mengkaji seperti menerangkan kayak dongeng, sejarah sejarah," ujar SA, Jum'at (14/10/2022).
SA yang kemudian datang ke pengajian di tempat dukun tersebut, pada malam harinya, ia mulai menjalani ritual.
SA pun disuruh melepas bajunya hingga telanjang.
"Setelah jam 1 malam, saya di suruh naik ke lantai 3, ternyata saya di perlakukan untuk membuka pakaian, lalu telanjang saya," kata SA.
Lanjutnya, ritual melepaskan baju hingga melakukan pelecehan seksual dianggap sebagai untuk membersihkan dosa.
"Katanya ini untuk di bersihkan karena banyak dosa-dosa, karena kita harus patuh ya kita ikuti," terangnya.
SA menyebut, untuk berkonsultasi sang dukun memiliki persyaratan diantaranya menyiapkan uang Rp350 ribu setara dengan harga hewan kurban.
"Ada persyaratan duit sama qurban, qurbanya itu kambing tapi di hitung uang Rp 350.000 satu qurban, Bukan nyerahin kambing ya, jadi hitunganya kambing itu di hargai Rp350.000 nah kita serahinya pakai uang," ungkap SA.
Dari perjalanan berkonsultasi, setidaknya uang senilai Rp 10 Juta telah disetorkan ke dukun.
"Saya kurang lebih ngasih mungkin sudah Rp10 juta," jelasnya.
AS pun menjelaskan, sejumlah uang yang disetor ke dukun tersebut hingga kini, tak pernah menambah pemasukan di rekening miliknya.
kepalang tanggung diduga adanya penipuan, ia bersama korban lainnya akhirnya mengundurkan diri dari pengajian yang diduga menyimpang dari adanya kaidah agama.
"Saya pengajian sudah 1 tahun dari bulan juli 2021 hingga juli 2022, setelah itu saya baru berfikir, kok kenapa seperti ini, saya hanya di iming-imingin saja," jelasnya.
Sementara itu, korban lainnya, SU (61) mengatakan, dirinya baru kenal sejak enam bulan terakhir.
Ia pun merasakan hal yang sama, yang dilakukan oleh SA (60) terhadap tindakan pelecehan oleh dukun.
"Saya kira iya pengajian, tau taunya yak saya di perlakukan seperti ini," ucap SA.
Malah, SA dikatakannya lebih parah, ia mendapatkan pelecehan sebanyak lima kali saat mengikuti konsultasi dari dukun tersebut.
Alasan bagi dukun korban disuruh melepaskan baju, yakni dianggap untuk membersihkan badan.
"Kesininya ini ga masuk pemikiran akal sehat saya, lebih baik saya keluar," bebernya.
Ia pun di iming imingi nantinya usai berkonsultasi dengan dukun tersebut, uang yang diperoleh korban akan bertambah secara singkat.
"Di iming-imingi saja kata nya kamu dapet uang, namanya saya orang ga punya, saya mengharapkan, ternyata nol besar, ga ada," pungkasnya.
Dengan hal itu, para korban telah melaporkannya ke Mapolres Metro Bekasi terhadap apa yang menimpa dari pada korban.
SA dan SU pun melapor bersama seorang pria paruh baya lainnya, CS (59), yang juga melaporkan dukun ND dalam kasus penipuan. (ihsan fahmi)