ADVERTISEMENT

Kebenaran Palsu

Senin, 10 Oktober 2022 06:00 WIB

Share

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Dengan sengaja mencari-cari kesalahan pihak lain tak ubahnya memproduksi perselisihan, perpecahan dan pembelahan yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Ini tak kalah buruknya dari politik identitas yang telah disepakati untuk dihindari karena dapat memecah belah bangsa.

Yang hendak disampaikan, jangan sampai politik identitas “diharamkan”, tetapi di sisi lain manuver mencari-mencari kesalahan lawan, seolah “dihalalkan”.

Jangan sampai terjadi karena sibuk mencari – cari kesalahan pihak lain, dengan memproduksi “kesalahan palsu”, lantas lupa, bahkan diam – diam menutupi kesalahan diri sendiri, kelompoknya, koleganya.

Memang melihat kesalahan orang lain lebih gampang, ketimbang mengungkap kesalahan diri sendiri. Kesalahan orang lain terletak pada mata kita, tetapi kesalahan sendiri terletak di punggung kita, seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.

Itulah sebabnya kita perlu sadar diri untuk "Ngilo githoke dhewe – senantiasa bisa mengetahui aib diri sendiri. “Sing iso nggendhong nafsu” – agar bisa mengendalikan hawa nafsu, termasuk tidak memproduksi “kesalahan palsu” pihak lain, sementara “kebenaran palsu”  pihaknya, kelompoknya diumbar demi pencitraan. Bak pepatah “ Buruk rupa cermin dibelah.”

Manuver seperti ini tidaklah sehat, jika tidak mau dikatakan kotor dan buruk. Perilaku politik semacam ini tidak saja mencederai demokrasi yang kita anut, juga tak sesuai dengan adab budaya bangsa.

Saat sekarang ini, di tengah upaya mempersiapkan pergantian kekuasaan, diperlukan pemimpin di tingkat apapun, para elite politik di level  manapun untuk berani terbuka mengakui kesalahan sebagai bentuk evaluasi, bukan menutupinya dengan mengalihkan kesalahan kepada pihak lain. Bukan pula menutupi kesalahan dengan menyajikan “kebenaran palsu”.

Tanpa berani mengakui adanya kesalahan, dapat diduga, bahkan dipastikan, kesalahan yang sama akan berulang, atau kesalahan lain pun akan terjadi.

Mari kita cegah, hal demikian tidak akan terjadi pada era kepemimpinan mendatang - hasil Pemilu 2024. (Azisoko)

Halaman

ADVERTISEMENT

Berita Terkait
1 tahun yang lalu
1 tahun yang lalu
1 tahun yang lalu
1 tahun yang lalu
1 tahun yang lalu

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT