ADVERTISEMENT

Kopi Pagi Harmoko: Optimisme Bangsa

Kamis, 6 Oktober 2022 07:05 WIB

Share

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Membangunoptimismememangsebuahproses,tetapidengankarakter bangsakitayangpantangmenyerah,sejatinyatidaklahsusahasalkanterdapatkemauanpolitik  -Harmoko-

SERING dikatakan, awan gelap mengelilingi kita, dunia terus bergejolak dengan penuh ketidakpastian. Tiga hantu krisis terus mengintai. Lantas apa yang terjadi tahun 2023? Sering dikatakan pula masih gelap. Apakah"kegelapan” ini yang akan mewarnai tahun politik, momen pergantian kepemimpinan nasional. Secara tegas kita harus mengatakan “tidak”. Tidak akan ada kegelapan, yang ada keceriaan dan kebahagiaan menyongsong masa depan lebih baik lagi, Indonesia yang maju dan sejahtera.

Semangat membangun optimisme seperti itulah yang hendaknya digelorakan kepada setiap anak negeri, lebih – lebih kepada generasi penerus bangsa menyongsong masa depannya.

Awan gelap harus kita singkirkan dari benak setiap warga negara guna mengusir kekhawatiran yang berlebihan. Suasana kelabu dan abu – abu harus kita ubah menjadi “merah putih”, jiwa patriotik bangsa yang berani menghadapi segala tantangan dan rintangan yang menghadang.

Membangun kepercayaan itulah modal dasar mewujudkan semangat optimisme bagi setiap warga negara, apapun profesinya, dalam menjalankan peran dan fungsinya.  

Kepercayaan tumbuh manakala negara senantiasa hadir untuk rakyatnya, dalam keadaan suka dan duka, apalagi disaat musibah, bencana sedang melanda negeri ini. Tidak itu saja, negara wajib hadir memberikan perlindungan ketika rakyat terpinggirkan hak –haknya, tersingkirkan keberadaannya, eksistensinya. Memberikan solusi ketika rakyat tidak mampu menjalankan tugas dan kewajibannya. Ketika menghadapi masalah dalam hidupnya.

Masalah apa saja yang dihadapi warganya? Jawabnya tidak perlu dirinci karena, tentu pengelola negeri lebih memahami. Begitupun apa saja yang dibutuhkan rakyat saat ini, pemerintah pun lebih mengetahui.

Yang hendak saya katakan, sekecil apapun aksi nyata melindungi warganya lebih berharga, ketimbang alam nalarnya tersuguhi bayang – bayang kegelapan ketidakpastian. Itulah sebabnya membangun optimisme sangat penting di era sekarang ini, bukan sikap pesimisme karena terhantui bayang – bayang kegelapan.

Itu pula mengapa, saat ini semakin diperlukan pemimpin yang mampu meneladani, memberi motivasi, inspirasi serta memiliki kemampuan menyuguhkan solusi dengan pasti. Jika solusi, jalan keluar atau problem solving kita ibaratkan lampu hijau, maka tugas pemimpin adalah menciptakan banyak lampu hijau di setiap tempat guna memuluskan jalan menuju cita – cita bangsa.

Dengan banyak lampu hijau kita dapat membangun optimisme. Bukankah pepatah mengatakan ”Orang yang memiliki jiwa optimistis adalah mereka yang melihat lampau hijau di semua tempat. Sedangkan orang yang pesimistis hanya melihat lampu merah.”

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT