ARAB SAUDI, POSKOTA.CO.ID - Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed Bin Salman diangkat sebagai Perdana Menteri Arab Saudi yang baru.
Di samping itu Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz menjadikan anaknya yang lain, Pangeran Khalid sebagai Menteri Pertahanan dan Pangeran Abdulaziz bin Salman sebagai Menteri Energi.
Hal ini disahkan melalui dekrit kerajaan yang dikeluarkan pada Selasa (27/9/2022).
Mohammed Bin Salman menjabat Wakil Perdana Menteri dalam kabinet sebelumnya.
Walau perombakan besar terjadi, namun Menteri Luar Negeri Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, Menteri Keuangan Muhammad al-Jadaan, dan Menteri Investasi Khalid al-Falih tetap berada pada jabatannya.
Tugas Mohammed Bin Salman sebelumnya sudah layaknya Perdana Menteri. Dia mewakili kerajaan atas kunjungan asing hingga memimpin pertemuan yang diselenggarakan kerajaan.
Namun Raja Salman akan tetap menjadi kepala negara Arab Saudi dan tetap memimpin jalannya rapat kabinet pemerintahan.
Pemberian jabatan Perdana Menteri kepada Mohammed Bin Salman disinyalir karena kondisi Raja Salman. Raja berumur 86 tahun yang naik takhta pada 2015 lalu telah dirawat beberapa kali selama dua tahun terakhir.
Mohammed Bin Salman kini harus menjalankan tugasnya sebagai Perdana Menteri Arab Saudi.
"Yang mulia putra mahkota, berdasarkan perintah raja, sudah mengawasi badan eksekutif utama negara setiap hari, dan peran barunya sebagai perdana menteri berada dalam konteks itu," jelas pejabat Arab Saudi yang tidak menyebut nama.
Mohammed Bin Salman dikenal sebagai pemimpin de facto Arab Saudi. Dia tampak sudah terbiasa dengan pekerjaan itu.
“Secara historis pendelegasian tugas semacam itu telah terjadi di kerajaan beberapa kali,” lanjut pejabat itu.
Mohammed Bin Salman sejak naik ke tampuk kekuasaan pada 2017 telah mereformasi Arab Saudi. Dia mendiversifikasi ekonomi negaranya yang bergantung pada minyak, pemberian izin mengemudi kepada perempuan, dan pembatasan kekuasaan ulama.
Namun reformasi terjadi bersamaan dengan perlawanan Mohammed Bin Salman kepada pihak lain. Seperti aktivis, bangsawan, kelompok pemantau HAM, perempuan, dan pengusaha.
Mohammed Bin Salman juga terjebak dalam skandal lain. Seperti pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di Konsulat Arab Saudi di Istanbul Turki pada 2018 lalu.
Peristwa ini meregangkan hubungan Arab Saudi dengan Amerika Serikat dan sekutu Barat lainnya. ***
(VOA, Reuters )