Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin

Nasional

Tanggapi PDIP Terkait Pilpres 2 Paslon, Pengamat Politik: Akan Sebabkan Polarisasi

Minggu 18 Sep 2022, 22:52 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Terkait pernyataan pihak PDIP yang menyebut pada Pilpres 2024 seharusnya hanya diikuti oleh dua paslon saja ditanggapi oleh Pengamat Politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin yang mengakatan hal tersebut menyebabkan polarisasi seperti pilpres terdahulu.

"Seharusnya berkaca pada pilpres 2014 dan 2019 yang diikuti hanya dua pasangan calon saja. Lihat saja akibatnya bagaimana, pada saat itu polarisasi sangat terasa yang menyebabkan gesekan antar pendukung paslon tersebut. Masa iya ingin seperti itu lagi," ujar Ujang Kepada Poskota, Minggu (18/9/2022).

Menurut Ujang, tidak sepatutnya seorang tokoh politik Indonesia berujar seperti itu, lantaran bisa menyebabkan benturan dan menyebabkan konflik kedepannya apabila hanya diikuti oleh dua pasangan calon saja.

"Sekarang itu polarisasi harus dihindari jika tidak ingin Indonesia terbelah karena kegaduhan politik sesaat namun imbasnya sangat lama. Contohnya kan sudah ada, seharusnya berkaca dari pengalaman yang sudah ada," tambah Ujang.

Lebih lanjut ujang menjelaskan, pada gelaran Pilpres 2024 kemungkinan besar akan diikuti oleh tiga atau empat pasangan calon.

Hal tersebut mengacu kepada gejolak politik yang sudah terasa saat ini.

"Sekarang ini sudah ada Koalisi indonesia Bersatu  (KIB), Gerindra bersama PKB, Demokrat yang menjajaki koalisi dengan nasdem dan PKS, serta PDIP sendiri yang kuat akan mengusung Puan Maharani sebagai capresnya," kata Ujang.

Sekadar informasi, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan, partainya siap menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dengan berapapun jumlah pasangan calon (paslon).

Meski demikian, Hasto menilai Pilpres idealnya diikuti oleh dua pasangan calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres).

Dengan begitu, maka Pilpres hanya akan berlangsung dalam satu putaran.

"Indonesia memerlukan pelaksanaan Pilpres yang demokratis, cepat, kredible, dan bagaimana memastikan hanya berlangsung satu putaran. Pandangan ini bisa terwujud apabila dilakukan langkah konsolidasi dan mendorong kerja sama parpol di depan, sehingga mengarah pada dua paslon,” pungkas Hasto. (wanto)

Tags:
pilpres 2024Pengamat politik Universitas Al AzharUjang Komarudin

Administrator

Reporter

Administrator

Editor