Obrolan Warteg: Sehat Jiwa dan Raganya

Sabtu, 17 September 2022 17:45 WIB

Share

OBROLAN warteg. Ancaman beragam krisis mengguncang dunia adalah fakta. Sebut saja ancaman krisis pangan, energi dan ekonomi. Belum lagi, gejolak ketidakpastian yang menandakan dunia  semakin tidak baik-baik saja, sejak guncangan pandemi hingga sekarang ini.

“Kalau semakin tidak baik, berarti sakit dong,” kata mas Bro mengawali obrolan di warteg langganan sinambi maksi bersama sohibnya Yudi dan Heri.

“Yang lagi sakit itu kita-kita ini. Sakit ekonomi yang bisa berujung kepada jiwa,” kata Yudi menimpali.

“Maksudnya gila gitu?” tanya Heri.

“Gangguan jiwa tak berarti gila. Gangguan mental seperti stress mikirin biaya hidup yang semakin melonjak akibat kenaikan harga, bisa disebut sisi lain dari gangguan mental,” timpal mas Bro.

“Apa lo nggak stres mikirin uang belanja bulanan yang semakin meningkat. Gaji tidak bisa lagi menutupi lagi kebutuhan sehari-hari, akibatnya ngutang sana-sini,” tanya Yudi.

“Ya sebenarnya stres juga, cuma masih menutupi diri agar tidak terlihat di luaran, padahal hati pedih, sakitmya ada di sini,” kata Heri menunjuk dadanya.

“Kita bersyukur masih bisa mengendalikan diri. Coba tengok yang berada di bawah kita, di jurang paling dalam kemiskinan dan kepedihan,” kata mas Bro.

“Kita doakan semoga mereka tetap sabar dan tabah menjalan. Tetap sehat jiwa dan raganya,” ujar Heri yang dijawab “Aamiin” oleh mas Bro dan Yudi.

“Makanya, kita ini tidak perlu neko- neko. Masih banyak yang di bawah kita, puluhan juta penduduk hidup serba kekurangan, penuh dengan derita,” Yudi.

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar