ADVERTISEMENT

Telat! Harga BBM Bersubsidi Sudah Telanjur Naik, Politis PKS Ini Baru Ngomel-ngomel, Kemarin ke Mana?

Sabtu, 3 September 2022 18:08 WIB

Share
Penerima Bantuan langsung tunai (BLT) saat pose usai menerima bantuan berupa uang.(Foto: Poskota)
Penerima Bantuan langsung tunai (BLT) saat pose usai menerima bantuan berupa uang.(Foto: Poskota)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Anggota Komisi IX DPR  Netty Prasetiyani  menyebutkan bahwa  kenaikan harga BBM sebagai kebijakan akan berdampak pada penurunan daya beli masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah. 

"Saat harga BBM bersubsidi naik, maka harga barang kebutuhan pokok juga pasti ikut naik. Masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah tentu akan kesulitan menjangkau kenaikan harga tersebut," katanya, Sabtu (3/9/2022). 

Meningkatnya harga barang-barang sebagai dampak dari kenaikan BBM, lanjut Netty, tentu akan menghambat upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia. 

"Dengan harga-harga yang sekarang saja angka stunting Indonesia masih 24,4 persen dan di atas toleransi WHO. Apalagi kalau harga barang naik, termasuk bahan pangan bergizi yang selama ini menjadi salah satu kunci untuk mencegah stunting," terang Netty. 

Oleh karena itu, Wakil Ketua FPKS DPR RI ini meminta pemerintah jangan terburu-buru menaikkan harga BBM bersubsidi. 

"Jangan sampai langkah ini justru menyulut inflasi yang  akan memperburuk daya beli dan konsumsi masyarakat," ungkapnya. 

Terkait rencana pemerintah memberikan bantalan kenaikan BBM berupa bantuan subsidi upah (BSU), dinilai Netty tidak efektif untuk melindungi daya beli masyarakat.  

"Bantuan senilai 600 ribu untuk pekerja dengan penghasilan di bawah Rp 3,5 juta per bulan tidak bisa menutupi dampak kenaikan harga BBM. Bagaimana dengan pekerja informal yang tidak teridentifikasi sehingga tidak mendapat BSU? Bagaimana nasib pekerja dengan upah 3,5 juta namun hidup di wilayah berbiaya tinggi?" tanya Netty. 

Menurut Netty, bantalan sosial berupa BSU adalah cara instan pemerintah dalam menangani persoalan kenaikan harga BBM yang tidak menjadi solusi atas kenaikan inflasi, penurunan daya beli dan pada akhirnya menghambat program nasional seperti penurunan angka stunting. 

Oleh karena itu, Netty meminta pemerintah mencari skema lain yang lebih solutif dan menyelesaikan masalah dari akarnya. 

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT