Oleh: Tri Haryanti, Wartawan Poskota
PEMBANGUNAN Kereta Api Cepat Jakarta- Bandung (KCJB) terus dipacu, karena pada November 2022 KCJB ditargetkan sudah menjalani tes dinamis pada November 2022, yang bertepatan dengan penyelenggaraan Presidensi G20.
Kehadiran KCJB seperti dikatakan Menteri Perhubungan adalah sebagai transportasi massal yang ramah lingkungan, dengan tingkat keselamatan dan keamanan yang baik serta efisiensi waktu.
Dengan kehadiran KCJB, diharapkan dapat semakin meningkatkan minat masyarakat untuk lebih memilih menggunakan transportasi publik ketimbang kendaraan pribadi.
Saat ini pembangunan KCJB sudah mencapai 85 persen, namun pembangunan proyek kereta cepat pertama di tanah air ini dibayangi dengan membengkaknya biaya pembangunan hingga 1,176 miliar dolar AS atau setara dengan Rp16,8 triliun.
Memang usulan PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk penambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun 2022 sebesar Rp4,1 triliun yang akan digunakan untuk memperkuat KAI dalam penyelesaian proyek KCJB telah disetujui Komisi VI DPR RI, tapi apakah itu cukup dan bisa mendorong proyek KCJB selesai tepat waktu?
Bisa gawat kalau proyek ini terus molor, karena Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sudah menyebut cost overrun atau pembengkakan biaya KCJB bisa naik lagi tahun depan.
Mau cari dana pinjaman dari mana lagi? Makin parah saja jika pemerintah terus berhutang untuk proyek ini. Padahal kita tahu, hanya segelintir rakyat Indonesia saja yang dapat menikmati fasilitas KCJB ini,
Karena seperti sudah diberitakan PT Kereta Api Indonesia (Persero),nantinya harga tiket KCJB berkisar Rp250.000 hingga Rp350.000. Harga tiket sebesar itu rasanya hanya bisa dijangkau kalangan pebisnis menengah atas saja.
Sementara masyarakat kalangan bawah hanya bisa melihat KCJB melintas dengan hati perih. Miris banget rasanya.
Pemerintah harus bisa bersikap adil dalam pengadaan transportasi massal. Misalnya dengan menambah atau memperbaiki fasilitas transportasi massal dan fasilitas penunjangnya yang sudah ada menjadi semakin baik lagi. Sehingga rasa keadilan itu dirasakan seluruh masyarakat.
Dan agar proyek KCJB tidak semakin membebani, sebaiknya pembangunannya terus dipacu agar bisa selesai tepat waktu. Jangan sampai proyek KCJB molor lagi, karena hutang akan semakin menumpuk.
Seperti imbauan Menhub, secepatnya waktu konstruksi dan integrasi sistem dapat dipercepat, agar manfaat yang sudah ditunggu 'masyarakat pengguna kereta api dapat segera bisa dirasakan.
Jangan bebani generasi penerus dengan hutang yang semakin menumpuk. Jangan hanya demi proyek prestise, masa depan anak bangsa tergadai.
Kita bangga melihat Indonesia terus maju dan membangun, tapi jangan sampai hasil pembangunan itu hanya dinikmati sebagian masyarakat. (*)