KARAWANG, POSKOTA CO.ID - Wilayah Kabupaten Karawang dipastikan bakal dilintasi ruas tol baru yang membentang dari Sentul, Kabupaten Bogor, hingga Karawang Barat. Nilai investasi sebesar Rp15 triliun.
"Lelang pekerjaannya sudah beres. Pemenangnya konsorsium perusahaan BUMN dan swasta," ujar Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Karawang, Eka Sanatha, Kamis (4/8/2022).
Dijelaskan, panjang ruas tol itu 61 Km. Pembangunannya ditargetkan rampung tahun 2025. "Warga Karawang yang akan ke Bogor nantinya tidak perlu melewati Jakarta. Dengan menggunakan tol tersebut waktu tempuh ke Bogor hanya 40 menit," kata Eka.
Dengan adanya ruas tol baru itu lanjut Eka, semakin melengkapi Karawang sebagai daerah tujuan investasi. Sebab, sarana dan prasarana transportasi merupakan salah satu daya dukung investasi di suatu daerah.
Menurut Eka, saat ini Karawang memiliki daya dukung investasi yang memadai berkaitan dengan konektivitas atau akses. Jarak Karawang dari Bandara Soekarno Hatta hanya sekitar 90 kilometer.
Kemudian, lanjut dia, akses menuju Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati sekira 122 kilometer. Belum lagi rencana pembangunan Bandara Soekarno Hatta II di Karawang yang tertuang dalam PP 13 tahun 2017 dan Permenhub Nomor 69 tahun 2013 belum dicabut.
Kemudian jarak menuju Pelabuhan Patimban, Subang maupun dengan Pelabuhan Tanjung priuk sekitar 70 kilometer. Konektivitas dari dan menuju Karawang juga didukung adanya sejumlah ruas jalan tol.
Rinciannya jalan tol Jakarta-Cikampek, jalan tol Jakarta-Cikampek Elevated atau jalan tol layang MBZ, jalan tol Jakarta-Cikampek Selatan (Jatiasih-Sadang), dan jalan tol baru yang akan di bangun dari Sentul sampai Karawang Barat.
"Akses kereta di Karawang juga ada. Kereta jarak jauh bisa naik dan turun di Stasiun Cikampek dan Karawang. Kemudian juga ada Transit Oriented Development (TOD) kereta cepat Jakarta-Bandung di Karawang yang masih dalam pembangunan," kata Eka.
Di sisi lain juga ada daya dukung energi dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Juanda Jatiluhur dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Cilamaya.
"Selain itu ada SPAM Jatiluhur dengan kapasitas 350 meter kubik per detik," ujar Eka.
Adapun sarana pendukung lainnya yakni tersedianya 29 rumah sakit, 673 sarana pendidikan, dan 3 perguruan tinggi negeri.
Di Karawang juga terdapat 7 mal, 55 supermarket, 5 departement store, dan 5 hypermart. Daya dukung itu, lanjut Eka, menjadikan Karawang sebagai daerah yang ramah investasi.
"Saat ini nilai investasi yang masuk ke Karawang terbesar ke dua di Jabar dan ke, lima terbesar di Indonesia.
Berdasarkan data di DPMPTSP Karawang, pada 2013 realisasi investasi di Karawang sebesar Rp 41, 07 triliun. Saat itu Karawang berada di rangking pertama realisasi investasi di Jawa Barat.
Namun, pada 2014 dan 2015, realisasi investasi berada di sekitara Rp 25 triliun. Pada 2016 sebesar Rp 27, 3 triliun dan 2017 sebesar Rp 28,99 triliun. Sejak saat itu Karawang berada di urutan kedua realisasi investasi di Jawa Barat, setelah Kabupaten Bekasi.
Kemudian pada 2019 investasi di Karawang mengalami kenaikan menjadi Rp 24, 29 triliun. Namun pada 2020, saat pandemi Covid-19 melanda, mengalami penurunan sebesar 31, 12 persen dibanding tahun 2019 menjadi Rp 16,73 triliun.
Pada 2021, realisasi investasi kembali meningkat sebesar 59,17 persen dibanding tahun sebelumnya menjadi Rp 26,63 triliun.
Bahkan melampaui capaian 2019, sebelum Covid-19 melanda. Hal ini seiring mulai pulihnya ekonomi Indonesia maupun secara global.
Eka mengatakan pada tahun 2022, realisasi investasi pada semester pertama mencapai Rp 15,27 triliun atau 57,34 persen dari capaian 2021.
"Atau realisasi investasi telah mencapai 51, 16 persen dari target yang ditentukan Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebesar Rp 29,85 triliun," kata Eka.(aef)
\