ADVERTISEMENT
Sabtu, 6 Agustus 2022 20:00 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Profesor Politik Internasional di Universitas Tokyo Ryo Sahashi mengatakan,“Saya pikir situasinya benar-benar serius. Poin saya pertama adalah apakah krisis ini benar-benar perlu? Apakah ini benar-benar memiliki manfaat strategis untuk kami? Saya kira tidak demikian. Kedua, pemerintah Jepang mungkin tidak memprediksi secara tepat mengenai tanggapan Tiongkok.”
Penguatan Hubungan
Pasukan pertahanan Jepang ambil bagian dalam latihan militer Perisai Garuda bulan ini di Indonesia untuk pertama kalinya bersama dengan AS, Australia, dan Singapura. Ini mengisyaratkan penguatan hubungan dengan sekutu regional dan NATO.
Sementara itu Jepang, Korea Selatan, dan Australia ambil bagian dalam KTT NATO bulan Juni di Madrid.
“Kami harus membuat kemitraan besar, bukan hanya untuk melawan Rusia tetapi juga untuk melawan ambisi Tiongkok,” kata Ryo Sahashi.
“Ini benar-benar sangat penting bagi strategi Indo Pasifik kami. Menurut saya ini tidak bisa dihentikan dan arah ini tidak akan berubah.”
Pertahanan Taiwan
Sewaktu mengunjungi Jepang pada bulan Mei, Presiden AS Joe Biden mengatakan dia akan bersedia menggunakan kekuatan untuk membela Taiwan.
Komentar ini memicu kemarahan Beijing dan tampaknya mengulur batas kebijakan ambiguitas strategis AS terhadap Taiwan.
“Kami membuat komitmen. Kami mendukung kebijakan Satu Tiongkok. Ini bukan berarti Tiongkok… memiliki yurisdiksi untuk masuk dan menggunakan kekuatan untuk mengambil alih Taiwan. Jadi kami bersikap tegas dengan Jepang dan negara-negara lain untuk tidak membiarkan hal itu terjadi,” kata Biden ketika itu.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT